RN - Kawasan Puncak, Bogor sering menjadi langganan longsor. Jika musim hujan tiba, daerah sejuk yang selalu dikunjungi warga itu sering terjadi longsor.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi, bencana tanah longsor masih mengancam Provinsi Jawa Barat pada tahun 2021.
Prediksi itu didasarkan atas prakiraan musim hujan yang akan terjadi hingga akhir November 2021. Minggu (7/11) siang, hujan deras membawa petaka. Tiga unit mobil di Kampung Ciherang Satim, Desa Pancawati Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor tertimpa longsor.
BERITA TERKAIT :Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam kejadian ini. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor Aris Nurjatmiko mengatakan peristiwa tersebut terjadi sekira pukul 14.10 WIB.
Ketika itu, tembok penahan tanah di pinggir Jalan Cikereteg-Pancawati sepanjang 15 meter dengan tinggi 3 meter ambrol.
"Material longsor menimpa tiga unit mobil yang sedang melaju dari arah Pancawati," kata Aris, dalam keterangannya, Minggu (7/11/2021).
Periode 2020, tercatat sebanyak 1.846 bencana alam terjadi di Jabar. Selain longsor, bencana lain, puting beliung 461 kali, banjir 279 kali, dan kebakaran rumah 201 kali.
Pada Oktober 2020 menjadi bulan dengan kejadian bencana paling banyak, mencapai 270 peristiwa. Disusul Februari 250 bencana, dan Desember 239 bencana.
Kejadian tersebut berdampak pada 910.227 orang dan sebanyak 64 orang meninggal dunia. Lalu, pada Selasa (19/1/2021) bencana longsor mengakibatkan banjir bandang di kawasan Gunung Mas, Puncak, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Sedikitnya 900 jiwa terdampak akibat kejadian itu. Sebelumnya, bencana longsor juga terjadi di Kampung Bojong Kondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Bencana yang terjadi pada Sabtu (9/1/2021) lalu itu mengakibatkan 40 korban meninggal dunia.
Musim Hujan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada rentang Desember 2021-Februari 2022.
Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, setiap daerah akan mengalami puncak musim hujan berbeda-beda. "Puncak musim hujan itu lebih didominasi di Bulan Desember, Januari, Februari."
Di Jawa, Jawa Timur misalnya puncak musim hujan akan terjadi pada Januari-Februari 2022. "Jawa Tengah bagian selatan ada yang November-Desember ini," kata Hary dalam diskusi daring Polemik Trijaya bertajuk 'Indonesia Siaga Bencana', Sabtu (6/11/2021).
BMKG, lanjut Hary, telah merilis sejumlah prakiraan cuaca sebagai pemberitahuan bagi pemerintah daerah yang wilayahnya masuk dalam wilayah musim hujan intensitas tinggi.
Teranyar, di akhir Oktober 2021, BMKG juga telah mengadakan konferensi pers terkait dampak La Nina, agar pemerintah daerah mengintensifkan upaya penanganan, serta meningkatkan level kewaspadaan menjadi level siaga.
Sejumlah daerah yang perlu menaruh kewaspadaan terhadap puncak musim hujan, antara lain Sumatera, Jawa-Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi.
"Di pertengahan Oktober kami mengadakan press conference lagi terkait potensi dampak La Nina, supaya (pemerintah daerah) intensif lagi melakukan kewaspadaan menjadi siaga," terangnya.