RADAR NONSTOP - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah gregetan melihat gaya kampanye Prabowo. Capres nomor urut 2 ini terlihat masih ogah-ogahan turun ke akar rumput.
Fahri pun mempertanyakan nyali Prabowo Subianto dalam menantang pertahana Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, Capres nomor urut 02 itu harus berani tampil trengginas menghadapi petahana.
"Misalkan saya, karena kepentingan Dapil saya, saya katakan Pak Jokowi pergi berkali-kali ke NTB tapi uang sampai hari ini belum cair dan tambah kacau," kata Fahri di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (16/11/2018).
BERITA TERKAIT :Fahri juga menyarankan kepada Prabowo Subianto berani tampil membicarakan hal-hal tersebut kepada msyarakat. "Karena itu orang ingin mendengarnya dari 'superstar', kata pak SBY, superstar dari penantang yaitu Pak Prabowo. Saya kira ini yang harus dimanage. Jadi tantangan Bu Mega dan komentar Pak SBY penting bagi kubu penantang untuk meningkatkan modus dari pertarungan ini agar lebih efektif," pinta Fahri.
Peran Prabowo sendiri, bagi Fahri Hamzah tak bisa terus-terusan digantikan oleh Cawapres Sandiaga Uno. "Dan lain Pak Prabowo Subianto dengan Pak Sandiaga Uno. Tidak bisa di dalam sistem kita itu Wapres mengganti posisi Presiden. Dalam sistem kita itu wapres dianggap posisi sebagai peran pengganti," tutur Fahri.
Tak hanya itu, Fahri mengungkapkan bahwa kritikan Megawati dan SBY kepada kubu Prabowo tersebut harus menjadi cambuk agar kubu penantang lebih intensif dalam berkampanye.
“Nah saya kira kritiknya itu baik ibu Mega dan pak SBY itu sama bahwa pak Prabowo sebagai kandidat itu harus lebih aktif. Jadi panggungnya di depan kantor pemenangannya itu, mulai harus diefektifkan sebagai panggung tandingan jadi podiumnya itu harus jadi podium tandingan," jelas Fahri.
Fahri juga tak menampik, bahwa Prabowo hingga saat ini sudah terlalu banyak absen untuk menandingi Jokowi dalam berkampanye. "Jadi harus selalu "menantang" pak Jokowi, misalnya bilang ini datanya enggak benar," tandas Fahri.