Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Siapa Lingkaran Jokowi Yang Benci Dengan Prabowo? 

NS/RN | Senin, 14 Juni 2021
Siapa Lingkaran Jokowi Yang Benci Dengan Prabowo? 
-

RN - Ketika Jokowi menunjuk Prabowo menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) banyak orang kaget. Bahkan, orang-orang lingkaran Jokowi juga bingung. 

Kenapa Jokowi mau menarik Prabowo. Bahkan, Jokowi juga mau mendaulat Sandiaga Uno sebagai menteri. 

Penolakan juga terjadi dipendukung Prabowo-Sandi. Banyak orang menilai, kalau Prabowo dan Sandi haus akan jabatan. 

BERITA TERKAIT :
Pertemuan Jokowi & Megawati Mau Diviralkan, Tapi Belum Ada Respon Dari Teuku Umar?
Ogah Komentari Keputusan MK, JARI’98: Mampukah Prabowo-Gibran Bertahan Minimal 5 Bulan Pasca Dilantik?

Tapi, diacara podcast Deddy Corbuzier, Prabowo mengaku kalau dirinya menyebut kisah Toyotomi Hideyoshi dan Abraham Lincoln.

"Pak Jokowi, saya kira di lingkungannya juga banyak nggak setuju ajak saya jadi menteri pertahanan. Benar nggak? Saya percaya, saya yakin," kata Prabowo seperti dikutip Minggu (13/6/2021). 

Prabowo menyebut orang yang kontra dengannya mungkin takut. Dia lalu bercanda soal wajahnya wajah kudeta. "Ngapain, bahaya. Nanti dia kudeta lagi, ha-ha-ha. Muka gue muka kudeta kali ya ha-ha-ha," ujar Prabowo.

Prabowo menegaskan pemimpin tidak boleh mengedepankan ego ketimbang kepentingan bangsa. Prabowo menegaskan jabatan itu tanggung jawab. Soal ada yang marah dengannya terkait keputusan gabung ke Jokowi, Prabowo mengaku berani memberi penjelasan gamblang.

Diketahui, Abraham Lincoln semasa hidupnya bersaing dengan William Seward. Dua Republikan ini bersaing untuk mendapatkan tiket pencalonan di pemilihan presiden 1860 di Amerika Serikat. Lincoln-lah yang akhirnya dicalonkan dan terpilih menjadi presiden.

"Abraham Lincoln justru menawarkan Secretary of State, Menteri Luar Negeri, posisi yang ketiga terkuat setelah presiden dan wakil presiden kepada Seward," ujar Sandiaga, beberapa waktu lalu.

Namun, yang dia maksud adalah jabatan Menteri Pertahanan. Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan merupakan triumvirat bersama Menteri Dalam Negeri. Mereka menjadi tiga serangkai yang akan menjalankan pemerintahan dalam kondisi darurat jika presiden dan wakil presiden berhalangan.

Sandiaga Uno mengatakan, dalam ceritanya Prabowo mengatakan Lincoln dan Seward amat bersaing. Seward bahkan pernah menolak bertemu dan menyebut Lincoln monyet.

"Seward akhirnya nanya, lho, kamu tahu kan saya benci banget sama kamu. Kenapa kamu menawarkan posisi Menteri Luar Negeri ini kepada saya," ujar Sandiaga.

Dia meneruskan, jawaban Lincoln justru mengagetkan dan membuka mata para penasihat dan pendukungnya, termasuk juga pendukung Seward. Menurut Lincoln, dia dan Seward memiliki kesamaan, yakni cinta kepada Amerika Serikat.

"Iya saya tahu kamu benci sama saya, bilang saya monyet dan saya juga benci banget sama kamu, tapi ada satu hal yang tidak bisa dibantahkan, dua dari kita memiliki kecintaan luar biasa kepada United States of America," kata Sandiaga.

Prabowo, ujar Sandiaga, menyebut bahwa Lincoln memerlukan masukan dari Seward. Presiden negara adidaya itu menginginkan masukan yang bukan hanya ingin dia dengar atau masukan 'asal bapak senang'.

"(Lincoln bilang) Saya butuh Anda (Seward) sebagai orang terdekat dengan saya," ucap Sandiaga.

Selain cerita Abraham Lincoln, menurut Sandiaga Uno, Prabowo juga menyitir kisah panglima perang Jepang Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu serta pendiri Cina Mao Zedong (Mao Tse Tung) dan rivalnya Deng Xiaoping.

Hideyoshi dan Tokugawa pada suatu ketika siap untuk berperang melawan satu sama lain dengan 70 ribu pasukan di masing-masing kubu. Namun malam sebelum pertarungan, keduanya bertemu empat mata dan berunding.

Singkat kata, mereka tak ingin jatuh korban dari kedua pihak. Mereka menilai anak-anak muda dalam pasukan perang itu adalah generasi yang akan mengukir masa depan Nippon.

"Karena kita sama-sama dengan cinta ke Nippon dan menghindari keterbelahan, kenapa kita enggan sepakat untuk tidak berperang besok. Selesaikan dalam bentuk perundingan," kata Sandiaga bercerita.

Kisah ketiga tentang Mao Zedong dan Deng Xiaoping, dua seteru di awal berdirinya Cina. Menurut cerita, tentara Mao melukai anak Deng dengan menjatuhkannya dari lantai, hingga cacat seumur hidup. Mao seperti mengirimkan pesan agar Deng tak main-main dengan dirinya.

Namun setelah Mao terpilih menjadi presiden, dia menunjuk Deng menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis Cina. Deng lantas bertanya kepada Mao mengapa dia yang ditunjuk, sebab Mao amat membencinya hingga melukai anak Deng.

"Mao bilang jangan, jangan bicarakan masa lalu. Deng juga setuju jangan bicarakan masa lalu. Kita melihat kedepan RRT yang kuat," ujar Sandiaga.

"Dari tiga cerita tersebut saya bisa menyimpulkan pikiran Pak Prabowo. Satu yang harus dikedepankan adalah cinta bangsa dan cinta NKRI. Nomer dua, melihat ke depan, jangan lihat ke belakang. Nomor tiga hindari perpecahan," kata Sandiaga.