Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Loh Kok Demokrat 'Baper' Soal 'Politik Genderuwo’

RN | Selasa, 13 November 2018
Loh Kok Demokrat 'Baper' Soal 'Politik Genderuwo’
Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono
-

RADAR NONSTOP - Partai Demokrat 'Baper' (Bawa Perasaan) menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal 'Politik Gunderuwo'.

Partai yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu langsung angkat bicara, dan menepis ucapan 'Politik Gunderuwo' tersebut.

Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono menegaskan, kalau pihaknya tidak akan pernah menakut-nakuti rakyat dengan sejumlah isu. 

BERITA TERKAIT :
Demokrat Jakarta Aktif Komunikasi dengan Tokoh Potensial, Nih 7 Syarat Cagub yang Diinginkan
Pamer Kinerja, Puji-Puji AHY Akhirnya Dibalas Jokowi Juga...

Anak paling bontot SBY ini menuturkan, Demokrat dalam Pemilu 2019 akan menunjukkan sebagai partai yang cerdas, tanpa ada kegaduhan dan polemik.

"Demokrat bukan partai genderuwo, Demokrat ingin memainkan politik yang cerdas," kata pria yang akrab disapa Ibas ini dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Senin (12/11/2018).

"Politik yang membangun dan politik yang ingin mengajak pada masyarakat ada opsi-opsi kok, ada partai-partai yang lain, bukan hanya dua partai PDI Perjuangan dan Gerindra," sambungnya.

Ibas malah menyinggung soal kader partainya sendiri yang belum 100 persen mendukung pasangan Capres - Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di Pilpres 2019 mendatang.

“Apakah partai PDI Perjuangan dan Gerindra 100 persen kadernya atau simpatisannya juga akan mendukung hal (calon) yang sama? Belum tentu, kembali ke masing-masing pribadi kan, dateng ke bilik," tanya Ibas.

"Boleh mereka menggerakkan, mengatasnamakan PDIP atau Gerindra akan memilih capres kami. Tapi saya tanya balik dari partai koalisi pak Jokowi partai koalisi pak Prabowo, apakah akan tetap memilih pak Prabowo atau pak Jokowi juga, belum tentu. Apalagi partai Demokrat yang sangat demokratis, ya," tandas Ibas.

Sebelumnya, Presiden Jokowi melontarkan kata-kata kontroversial. Setelah bilang ada 'politikus sontoloyo', kini dia bicara tentang 'politik genderuwo'. Kedua pernyataan Jokowi itu dinilai sebagai kode keras terhadap politisi yang kerap menaku-nakuti rakyat dengan berbagai isu.