RN - Polemik Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang tidak diundang Puan Maharani dalam acara konsolidasi di Semarang, Jawa Tengah bisa saja hanya tes ombak. Sebab, PDIP membnutuhkan tokoh yang kuat untuk memenangkan Pilpres 2024.
Berkaca pada Jokowi yang saat itu ditolak internal PDIP tapi belakangan malah mendapatkan dukungan untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2012. Bahkan, Jokowi saat juga sempat mendapat penolakan saat hendak maju Pilpres 2014.
Bukan hanya Jokowi, tapi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga pernah ditolak PDIP untuk maju di Pilkada DKI sebelum berduet dengan Djarot Saiful Hidayat.
BERITA TERKAIT :Namun pada pada akhirnya, keputusan final ada di Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Intruksi Mega kepada kader-kader Banteng biasanya berjalan tegak lurus.
Balik lagi ke Ganjar. Pencalonan Ganjar menjadi Gubernur Jawa Tengah pada Pilkada 2013 bukan berjalan mulus, dia harus menghadapi gejolak internal dan bersaing dengan Rustriningsih (mantan Bupati Kebumen).
Jebolan Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada (UGM) ini dipastikan sudah paham betul dinamika internal PDIP. Artinya Ganjar hanya tinggal menunggu sabar atas perintah dan ketupusan Megawati.
Dilihat dari mimik dan gestur tubuh, Ganjar nampaknya menikmati serangan-serangan dari Bambang Pacul sapaan akrab Ketua DPD PDIP Jateng dan Ketua DPP PDIP Bambang Wuriyanto.
Bambang Pacul sempat juga mengungkit agar Ganjar mengikuti jejak Rustriningsih yang keluar dari PDIP.
"Saya orang Jawa, Ganjar Jawa, ini kultur Jawa, oke? Kultur Jawa itu kalau diberi tugas sama komandannya, komandannya kan Ibu Megawati Soekarnoputri, jadi Mas Ganjar ini diberi tugas untuk menjadi Gubernur Jawa Tengah. Kepala daerah Jawa Tengah, karena beliau menjadi Gubernur Jateng, tugasnya kan di sana," kata Bambang kepada wartawan di kompleks gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (25/5).
Kritik pedas Bambang Pacul sepertinya tak digubris Ganjar. Saat heboh tidak diundang, Ganjar malah menikmati jalur sepeda yang dicanangkan Anies Baswedan di JLNT Tanah Abang-Kampung Melayu.
Bahkan, sampai saat inipun ganjar terlihat santai. Dia mengaku, saat ini lebih memilih fokus bekerja ketimbang membahas soal polemik yang sedang menimpa dirinya.
Ganjar menegaskan berfokus membantu penanganan virus Corona atau COVID-19. Ia menyebut sedang membantu Kabupaten Kudus karena menjadi daerah dengan kasus baru Corona terbanyak di Jateng.
"Saya konsentrasi bantu Bupati Kudus urus COVID. Ini lebih penting," kata Ganjar saat dimintai konfirmasi wartawan lewat aplikasi chatting, Selasa (25/5/2021) malam.
Kekuatan Ganjar
Jika dibandingkan dengan tokoh PDIP lainnya, nama Ganjar Pranowo memang lagi melambung. Namanya selalu melejit dan bersaing ketat dengan Anies Baswedan sebagai figur yang berpotensi nyapres pada 2024.
Ganjar bisa dibilang cerdas dalam mengapitalisasi potensinya itu. Pria yang kini berusia 52 tahun itu secara maksimal menggunakan medsos sebagai saluran ‘menjual citra’ agar semakin dikenal publik dan mampu mempertahankan capaian elektabilitasnya saat ini.
Berbagai platform medsos digarap oleh Ganjar dengan jumlah pengikut (follower), yang tidak boleh dinilai main-main. Di Twitter pengikut Ganjar berjumlah 1,9 juta, di Instagram bahkan mencapai 3,4 juta, sementara akun Youtube pribadi Ganjar memiliki 960 ribu subscriber.
"Di dalam persepsi kita semua, Ganjar racing jadi presiden. Dia orang PDIP yang racing jadi calon presiden dengan membangun pasukannya di medsos. Kemudian dari pasukan itu kemudian nanti akan keluar elektabilitas. Dia berharap kalau elektabilitasnya tinggi, dia nanti akan mendapat rekom menjadi capres. Itu konstruksi dasarnya kan begitu," terang Bambang Pacul.