RADAR NONSTOP - Akibat prilaku seks menyimpang dan suka gonta-ganti pasangan. Ribuan warga Kabupaten Bekasi menderita HIV/AIDS.
Penderita penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Bekasi mengalami peningkatan sebesar 13,7 persen dibanding tahun 2017. Kemungkinan angka ini masih bisa mengalami peningkatan karena masih ada sebulan lagi sampai akhir tahun 2018.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Alamsyah mengatakan, tahun 2017 jumlah penderita HIV/AIDS di wilayah setempat mencapai 1.363 kasus.
BERITA TERKAIT :Saat ini jumlahnya naik 13,7 persen menjadi 1.551 kasus dengan kalangan laki-laki lebih mendominasi dibanding perempuan.
"Untuk tahun ini ada 1.551 kasus yang terdiri dari 884 laki-laki dan 667 perempuan yang terinfeksi virus HIV/AIDS," kata Alamsyah, Minggu (11/11/2018).
Alamsyah mengatakan, penderita HIV/AIDS tidak hanya terjadi di kalangan orang dewasa, namun merambah hingga ke balita.
Mereka terkena penyakit yang menyerang daya tahan tubuh ini saat masih berada di kandungan si ibu dengan kategori Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
"Saat lahir si anak otomatis terkena virus HIV/AIDS melalui tali pusar ketika berada di dalam kandungan ibunya," imbuhnya.
Menurut dia, penularan virus HIV/AIDS paling banyak melalui hubungan seks yang tidak aman atau kerap bergonta-ganti pasangan.
Apalagi mereka tidak menggunakan alat pengaman seperti kondom, sehingga virus dengan cepat menular melalui cairan yang ada di kelamin penderita.
"Seks tidak aman bukan hanya karena berhubungan badan dengan pasangan yang berlainan jenis, tapi juga dengan sesama jenis. Penyebab lainnya juga karena pemakaian jarum suntik seperti penggunaan narkoba dan lain sebagainya," ujar dia.
Hingga kini, sudah ada 15 puskesmas yang dapat melayani pemeriksaan virus HIV ini, seperti Puskesmas Kecamatan Kedungwaringin, Cikarang Utara, Setu, Tarumajaya, Sukatani, Tambun Selatan, Muara Gembong, dan sebagainya.