RN - Arus mudik tidak bisa dibendung. Walau sudah disekat tapi tetap saja, warga bisa menjebol.
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengungkapkan sebanyak 1,2 juta warga mudik meskipun ada larangan dari pemerintah. Meski polisi telah mendirikan 381 pos penyekatan pemudik di seluruh wilayah, masyarakat tetap nekat melakukan tradisi mudik bahkan hingga menjebol penyekatan seperti yang terjadi di Kedungwaringin, Bekasi, Jawa Barat (Jabar).
"Yang pasti ini menunjukkan masyarakat itu bandel. Karena pemerintah sudah selalu mengingatkan setiap terjadi libur agak panjang, pasti terjadi kenaikan COVID. Larangan mudik kan dalam rangka mencegah terjadinya penularan COVID, tapi kan masyarakat nekat tetep pengen mudik. Kesimpulannya masyarakat bandel," kata Pakar Transportasi Darmaningtyas kepada wartawan, Rabu (12/5/2021).
BERITA TERKAIT :Menurut Darmaningtyas, penyekatan tak efektif karena warga yang ngotot mudik tak memiliki kedewasaan dan tak memiliki empati pada dokter serta tenaga kesehatan (nakes).
"Jadi ini semua tergantung kedewasaan masyarakat. Saya sendiri karena saya tidak mau kena COVID, saya memilih tidak mudik. Efektif tidaknya ini tergantung pola pikir masyarakatnya, kedewasaannya. Mestinya masyarakat harus punya empati terhadap penderitaan para dokter dan nakes lainnya," tutur dia.