RN - Nasib rupiah di era pandemi naik turun. Kadang letoy terkadang perkasa.
Setelah loyo kemarin (21/4), rupiah menguat pada Kamis (22/4). Rupiah dibuka menguat 0,08 persen ke level Rp 14.519 per dolar AS, dibanding penutupan hari sebelumnya di Rp 14.530 per dolar AS.
Tak hanya rupiah, mayoritas mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS. Won Korea Selatan naik 0,20 persen, dolar Taiwan yang melonjak 0,19 persen, ringgit Malaysia naik 0,13 persen dan dolar Singapura menguat 0,11 persen.
BERITA TERKAIT :Indeks dolar AS melemah 0,09 persen menjadi 91,1560. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 0,06 persen ke level Rp 17.453, terhadap poundsterling Inggris melemah 0,10 persen ke level Rp 20.208, dan terhadap dolar Australia minus 0,07 persen ke level Rp 11.243.
Pengamat Pasar Keuangan, Ariston Tjendra memprediksi, sepanjang hari ini mata uang Garuda ditutup menguat terhadap dolar AS. Hal tersebut didorong oleh sejumlah sentimen positif mendorong penguatan mata uang Garuda.
Sentimen aset berisiko terlihat membaik pagi ini. Indeks saham Eropa, Jepang dan Korea terlihat menguat. Menurut dia, sentimen positif ini juga ditopang oleh turunnya yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang pagi ini berada di kisaran 1,53 persen.
“Rupiah berpotensi menguat dengan kedua sentimen ini. Potensi penguatan ke arah Rp 14.500, dengan potensi resisten di Rp 14.550 per dolar AS,” ungkapnya, Kamis (22/4).
Di sisi lain, pasar masih tetap mewaspadai kemungkinan melonjaknya kasus baru Covid-19 yang bisa memberikan sentimen negatif ke pasar.