Menuju Energi Terbarukan, PKS: Saatnya Indonesia Go Nuklir
RN - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta Dewan Energi Nasional (DEN) merumuskan kebijakan Rencana Umum Energi Nasionsl (RUEN) secara seksama, akurat dan antisipatif, termasuk opsi nuklir di dalamnya. Dengan kapasitas dan kewenangan yang dimiliki, Mulyanto yakin DEN mampu mengawal rencana umum energi tersebut hingga benar-benar dapat terealisasi.
"Dari sisi SDM pun sudah cukup lumayan banyak, baik yang dididik dalam program nuklir di UI, UGM dan ITB atau dalam Sekolah Tinggi Teknik Nuklir (STTN), BATAN (Badan tenaga Nuklir Nasional) sendiri. Angkatan pertama dan kedua SDM nuklir ini sebagian sudah pensiun," ujar Mulyanto di Jakarta, Jumat (19/3/2021).
Menanggapi pernyataan Kementerian ESDM yang sudah memasukkan listrik nuklir dalam Grand Skenario Energi Nasional (GSEN) sebagai bahan untuk penyusunan RUEN, yang akan diterbitkan DEN (Dewan Energi Nasional), Mulyanto menilai memang sudah saatnya Indonesia mempersiapkan diri untuk memanfaatkan tenaga nuklir.
BERITA TERKAIT :Dedi Mulyadi Sudah 71,5 Persen, Syaikhu Gak Laku Dan PKS Lagi Anjlok
RIDO Kalah Di-Survei Dengan Pram-Rano, KIM Plus Masih Mandek Akibat Janda Kaya
"Pengalaman Indonesia mengelola reaktor riset sudah cukup lama sejak tahun 60-an, baik pada reaktor Bandung, reaktor Yogyakarta dan reaktor GA Siwabessy di Puspiptek Serpong," katanya.
Lebih lanjut Mulyanto menambahkan, pemanfaatan listrik nuklir ini sangat tepat untuk menggenjot sektor industri. Karena daya terpasang listrik nuklir sangat besar, dapat di atas 1000 MW per unit pembangkit.
Selain itu, karena penggantian bahan bakarnya yang relatif jarang, karena masa guna bahan bakar nuklir di dalam reaktor antara 3 – 6 tahun, maka listrik nuklir lebih stabil sepanjang tahun. Dengan demikian listrik nuklir menjadi pilihan yang tepat untuk dioperasikan pada beban dasar (base load) jaringan listrik.
"Skenario ini sudah diantisipasi dalam draf RUU EBT (energi baru-terbarukan), yang tengah digodok Komisi VII DPR RI. Listrik nuklir dikelompokkan dalam istilah “energi baru”, dan merupakan opsi transisi menuju seratus persen 'energi terbarukan'," paparnya.
"Anggota DEN yang baru saja terbentuk diharapkan dapat bekerja keras untuk merumuskan rencana umum energi ini, termasuk opsi nuklir di dalamnya," pungkasnya.
Mulyanto optimis, Indonesia mampu go nuklir, apalagi kalau harga listrik dari PLTN ini dapat mencapai di bawah USD 7 sen, perkilo Watt hour (kWh) sesuai harga BPP (biaya pokok pembangkitan) PLN.
