RN - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendadak teriak soal kudeta. Dia menyebut ada upaya pengambilalihan posisi pucuk partainya.
Diduga pelakunya akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Pernyataan itu ia sampaikan menyusul informasi yang ia terima soal dugaan pengambilalihan posisi Ketum Demokrat oleh pihak dari lingkaran Presiden Joko Widodo.
"Konsep dan rencana yang dipilih para pelaku untuk mengganti dengan paksa Ketum PD yang sah, adalah dengan menyelenggarakan KLB," ujar AHY dalam konpers di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Menteng, Jakarta, Senin (1/2).
BERITA TERKAIT :Menurut informasi saksi, AHY menyebut bahwa pelaku tengah menargetkan 360 kader pemegang suara untuk melakukan aksi ambil alih posisi Ketum partai. Mereka yang mau diajak, kata dia, akan menerima imbalan uang dalam jumlah besar.
Menurut AHY, para pelaku meyakini aksinya akan sukses lantaran mengklaim telah mendapat dukungan sejumlah petinggi di lingkaran kekuasaan pemerintah. Namun demikian, AHY belum yakin ada pejabat negara yang mendukung gerakan tersebut.
"Kami masih berkeyakinan, rasanya tidak mungkin cara yang tidak beradab ini dilakukan oleh para pejabat negara, yang sangat kami hormati, dan yang juga telah mendapatkan kepercayaan rakyat," katanya.
Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu, menyebut bahwa pihaknya telah mengendus upaya kudeta terhadap posisinya sebagai Ketum Partai sejak sebulan terakhir. Semula, ia menganggap informasi itu hanya masalah kecil di internal partai.
Namun belakangan, ia menerima informasi bahwa bahwa upaya kudeta didukung oleh pihak eksternal partai, dan bersumber dari lingkar kekuasaan. Walhasil, pihaknya kemudian melakukan penyelidikan.
"Lebih dari delapan saksi mengatakan telah bertemu langsung dengan pejabat pemerintahan itu dan mendengar secara langsung pula rencana -rencana seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya," kata dia.
Merespons hal itu, AHY mengaku pihaknya akan tegas. Saat ini, kata dia, Dewan Kehormatan dan Mahkamah Partai tengah mengambil langkah sesuai mekanisme dan proses yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART), untuk mengusut laporan tersebut.
Di samping itu, kata dia, pihaknya juga telah melakukan konsolidasi untuk menghadapi ancaman tersebut.