RADAR NONSTOP - Di media sosial lagi heboh hingga viral ulah anggota DPRD DKI Jakarta. Penyebabnya adalah unggahan yang menyebutkan Agustina Hermanto atau Tina Toon membuat laporan copy paste di e-Reses di website DPRD DKI.
Tina adalah anggota Fraksi PDIP. Mantan artis cilik ini pun memberikan klarifikasi. Pada Sabtu (21/11/2020) dalam akun Twitter salah seorang warganet membuat thread yang mengungkapkan hasil e-reses sejumlah anggota DPRD milenial.
Salah satu Anggota DPRD DKI Jakarta milenial yang disinggungnya adalah Tina Toon.
BERITA TERKAIT :Akun tersebut juga menyertakan foto tangkapan layar yang isinya bertuliskan "HASIL RESES FRAKSI PDI PERJUANGAN-II /2015". Padahal, seharusnya dokumen itu memasukkan laporan reses tahun 2020.
"Nah ini anggota muda tapi kok demem copas2 spt nya. Mbak Tina gak mending balik profesi lama aja?," tulisnya.
Selain itu, pemilik akun Twitter itu juga heran terhadap jumlah masukan reses yang diterima Tina dalam sehari. Ia mempertanyakan mengapa Tina hanya mendapat 3 masukan dari satu lokasi. Sebab, menurutnya, anggaran reses cukup besar.
"Masak seharian Mbak Tina reses di satu tempat cuma dapat 3 biji masukan? 1 masukan mahal kalau diitung anggaran sekali reses ini, woy ...," tulisnya.
Menanggapi hal tersebut, Tina langsung menepis isu mengenai copy paste laporan dalam website e-reses DPRD DKI. Dia menegaskan hal itu merupakan kesalahan dari staf yang salah saat melakukan input dokumen.
"Ya jadi kalau yang dari thread itu mungkin, yang pertama yang soal copy paste. Itu nggak bener. Karena apa, itu salah input dari staf sih sebetulnya," kata Tina kepada detikcom, Sabtu (21/11/2020).
Lebih lanjut, Tina menjelaskan staf tersebut merupakan mantan dari anggota DPRD di periode sebelumnya. Menurut Tina, staf itu membuat kesalahan sehingga memasukan dokumen lama.
"Pertama, ya kan dulu ada (anggota DPRD) kerja sama DPRD periode lama. Nggak usah disebutin, beliau juga sudah nggak menjabat lagi. Jadi, ke apa, sekarang (stafnya) bertugas jadi staf aku. Nah pas itu dia masukinnya halaman 1, 2 ,3, kalau nggak salah. Itu yang kertas lama. Mungkin nggak kepake tapi ke scan gitu loh," ujarnya.
Namun, Tina mengatakan data yang asli adalah data yang bertuliskan Agustina H S Kom MH. "Tapi kalau discroll ke bawah itu bener yang hasil reses benerannya itu yang ada tulisan Agustina H S Kom MH, itu," kata Tina.
Sementara, terkait pertanyaan mengenai jumlah masukan yang diterima Tina dalam kunjungan resesnya di satu lokasi. Tina menjelaskan tidak semua masukan bisa dimasukan ke website e-reses.
"Nah satu lagi kalau nggak dimasukin PDF semua, sebetulnya kalau reses itu kan setiap kita turun yang dimasukin e-reses itu yang bisa di-ACC APBD. Jadi misalnya kayak KJP, KJS, kartu lansia dan lain-lain, 'misalnya lagi 'wah saya belum dapat, saya belum dapat, saya belum dapat'. Secara umumnya aku masukin tuh di wilayah ini di Tugu Selatan, masih banyak yang belum dapat ini ini ini, untuk dapat perhatian," jelas Tina.
Tina menjelaskan masukan warga lainnya yang bersifat pribadi tidak bisa dimasukan ke dalam laporan e-reses. Sebab, masukan itu menggunakan kocek atau anggaran pribadinya.
"Tapi kalau dia mintanya tongkat, kursi roda, minta apa gitu, pokoknya proposal-proposal pribadi yang pake kocek aku sendiri, itu tidak bisa dimasukin ke e-reses karena itu pake duit pribadi," tuturnya.