RADAR NONSTOP - Pemilih Purworejo ternyata sudah cerdas. Mereka menolak gerakan money politic atau serangan fajar saat Pilkada 9 Desember 2020.
Hal ini terlihat dari hasil survei terbaru Pilkada Purworejo yang dikeluarkan Suara Publik Indonesia (SPI).
"Jadi uang tidak lagi pemicu untuk mempengaruhi pemilih. Jika dipersentasi hanya ada sekitar 24,6 persen yang memilih calon karena diberi uang," Direktur Riset Dan Data SPI, Agung W Hadi kepada wartawan di Caffe Panggena Coffe Shop, Purworejo, Sabtu (14/11).
BERITA TERKAIT :Agung melanjutkan, sekitar 75,4 persen menolak money politic. "Bahkan hanya mengambil uangnya tapi tidak mau memilih calonnya," tegas mantan aktivis 98 ini.
Diberitakan sebelumnya, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Purworejo, Agustinus Susanto-Rahmad Kabuli alias Kelik berhasil menumbangkan dua pasangan lain. Duet ASLI ini berhasil meraup 35,9 persen.
Pasangan nomor urut 1 yang diusung PDIP, Gerindra dan PAN ini memenangkan pertarungan karena dianggap mampu membawa perubahan di Purworejo. Di bawah pasangan ASLI, Kuswanto-Kusnomo berada pada posisi kedua yakni 33,1 persen.
Sementara pasangan incumbent yakni Agus Bastian-Yuli Hastuti meraup 28,6 persen.
Survei yang digelar pada 20 Oktober - 30 Oktober 2020 itu menggunakan metode sampling multistage random, sampling ini memakai responden 1.000 . Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.
"Ada 2,4 persen swing votter atau yang belum menentukan pilihan. Yang menarik adalah suara pemilih pria 23,6 persen dan wanita 22,1 persen memilih pasangan nomor 1. Untuk pemilih pemula yakni dari umur 17 - 20 tahun 27,6 persen memilih ASLI dan ini menandakan bahwa kalangan milenial menginginkan perubahan dan sosok yang berani," ungkap Agung.
Untuk sebaran suara pemilih parpol disetiap kandidat masih solid baik pasangan nomor 1, 2 dan 3. Untuk ASLI suara PDIP, Gerindra dan PAN di atas 40 persen.
"PDIP, Gerindra dan PAN solid ke Agustinus. Dan jika mesin partai ini terus kencang maka dipastikan kemenangan milik Agustinus," tambah mantan aktivis 98 ini.
Dalam pertimbangan pemilih untuk memilih calon yang paling besar adalah kepribadian yang baik 96,4 persen dan bersih dari kasus hukum 92,3 persen.
Untuk money politic kata Agung, ternyata warga Purworejo sudah cerdas. Artinya tidak tergoda dengan janji pemberian uang.
"Jadi uang tidak lagi pemicu untuk mempengaruhi pemilih. Jika dipersentasi hanya ada sekitar 24,6 persen yang memilih calon karena diberi uang. Dan sisanya sekitar 75,4 persen kencenderungannya menolak money politic bahkan hanya mengambil uangnya tapi tidak mau memilih calonnya," tambahnya.