RADAR NONSTOP - Alasan aparat kepolisian menangkap aktivis KAMI adalah percakapan di group whatsapp. Kata Pak Polisi sangat mengerikan. Emangnya ada horornya Ndan?
Kata Pak Polisi, di dalam group tersebut berisi penghasutan ujaran kebencian berdasarkan suku, agara, ras dan antargolongan atau SARA.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Awi Setiyono menyebut, obrolan di grup tersebut sangat mengerikan. Namun, Awi mengaku belum dapat merinci lebih atas bukti tersebut.
BERITA TERKAIT :"Ada percakapan di grup mereka yang intinya itu terkait dengan penghasutan ujaran kebencian berdasarkan SARA. Kalau rekan-rekan membaca WA-nya, ngeri," ujar Awi dalam konferensi pers melalui daring, Selasa (13/10/2020).
Menurut Awi, dalam obrolan itu ada kaitannya dengan pengerusakan yang dengan sengaja dilakukan pada saat demo penolakan Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker). Padahal, masyarakat yang melakukan pengerusakan tidak mengetahui secara pasti tuntutan dalam demo tersebut.
Sponsored
"Mereka memang sedemikian rupa merencanakan membawa ini, itu membuat rusak. Semua terpapar jelas di situ (pesan grup)," ucapnya.
Awi menambahkan, terdapat juga proposal yang dijadikan barang bukti penyidik. Lagi-lagi, masih belum dapat dijelaskan proposal apa yang dimaksud.
Sampai saat ini terdapat delapan orang petinggi KAMI yang ditangkap polisi. Mereka adalah Syahganda Nainggolan, Kingkin Adinda, Anton Permana, Jumhur Hidayat, Juliana, Devi, Khairi Amri, dan Wahyu Rasari Putri. Dari delapan orang tersebut, lima di antaranya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Salemba cabang Bareskrim Polri.