Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Kena PHK, Warga Bogor Teriak Minta Bansos, Tapi Duit Terbatas...

NS/RN/NET | Rabu, 30 September 2020
Kena PHK, Warga Bogor Teriak Minta Bansos, Tapi Duit Terbatas...
Ilustrasi
-

RADAR NONSTOP - Pendemi Corona memang merusak banyak sistem. Selain korban jiwa, tatanan ekonomi juga amburadul. 

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengungkapkan bahwa kondisi pandemi covid-19 ini bak perang melawan musuh yang tak terlihat. 

"Persoalan ekonomi di Kota Bogor di mana masyarakat banyak yang mengeluh dan meminta bantuan sosial (Bansos), sementara anggaran Pemerintah Kota Bogor, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat juga terbatas," kata Bima, saat menjadi keynote speaker dalam Webinar Nasional UIKA dengan tema 'Semangat Entrepreneur Bagi Milenial di Tengah Pandemi Covid-19' secara virtual, Selasa (29/9/2020).

BERITA TERKAIT :
DPRD DKI: Generasi Z Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi
Amerika Bakal Jadi Negera Termiskin Di Dunia, Ini Faktanya...

"Ada 42 persen warga sempat menganggur dan di PHK saat Pandemi, sementara 7 persen diantaranya menganggur sebelum pandemi sisanya 58 persen tetap sama seperti sebelum pandemi," jelasnya.

Adapun orang-orang yang paling terdampak merupakan pekerja harian, seperti buruh, supir, karyawan toko/hotel/restoran, pedagang kaki lima dan freelance. Mereka yang terdampak ini menariknya bisa membaca peluang dan memilih usaha alternatif mulai dari makanan sehat, alat olahraga, produksi sayur dan buah-buahan, frozen food dan kuliner.

"Di Kota Bogor permintaan buah dan sayuran meningkat 300 persen. Tiga besar peluang usaha ini dihasilkan dari Pandemi Covid-19," tambah Bima.

Tak hanya itu, lanjut Bima, 91 persen warga pun berminat membuka usaha jika ada bantuan modal dan sarana prasarana dari pemerintah. Saat ini Pemkot Bogor berfokus pada tiga bidang yang diminati di Kota Bogor yakni membuat wisata alam dengan anggarkan sekitar Rp 2 miliar untuk membangun tracking alam di wilayah Mulyaharja.