RADAR NONSTOP - Politikus Partai Gerindra, Biem Benjamin secara tiba-tiba langkah politiknya mengejutkan publik Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (2/9/2020).
Pasalnya, setelah mengajukan dan menerima surat pengunduran diri dari Partai Gerindra pada 31 Agustus 2020 kemarin, anak Benjamin Sueb itu langsung deklarasi mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Walikota Tangsel dengan bendera Golkar.
Ketika berbincang dengan Radarnonstop.co, Biem Benjamin mengaku deklarasi tersebut merupakan deklarasi personal. Bahkan, disebutkan bahwa deklarasi itu telah diketahui oleh Airin Rachmi Diany selaku ketua DPD Partai Golkar Tangerang Selatan.
BERITA TERKAIT :"Golkar masih membuka peluang. Aspirasi saya di Golkar sebab menurut saya Golkar anti komunis. Sudah memberitahu Airin siap deklarasi, dalam deklarasi ini banyak dari kalangan non partai dan kader partai Golkar," kata Biem Benjamin.
Dalam langkah politiknya itu, kata Biem, dalam pencalonan Pilwalkot Tangsel yang dilakukan oleh kader dinilai wajar lantaran belum tahu pasti siapa yang diajukan Golkar saat pendaftaran di KPUD Tangsel.
"Kalau ada kader mencalonkan itu wajar saja, siapa yang diajukan di KPUD. Sebelum janur kuning melengkung saya masih optimis dapat rekomendasi,"urainya.
Sementara, dalam hijrah politik yang dilakukan Biem Benjamin dari Partai Gerindra ke Partai Golkar menurut versi pengamat dinilai bentuk kekecewaan.
Pengamat kebijakan publik dan politik dari UNIS Tangerang, Miftahul Adib dalam keterangannya menyampaikan, track record Biem Benjamin di Gerindra sudah banyak berkorban. Sehingga, kata Adib, kemunculan Saraswati dinilai membuat Biem Benjamin kecewa.
"Pertama kalo lihat track record Biem Benyamin itu kan sudah banyak berkorban bagi Partai Gerindra, jadi wajar sekali kalau dia sangat kecewa. Bahkan dulu kabarnya sempat datang dan meminta restu kepada salah satu petinggi partai, seolah sudah dapat garansi maju di Pilkada Tangsel. Dia bahkan sudah sosialisasi dan lain sebagainya, tapi di injury time, "digunting" begitu," terang Miftahul Adib.
Adib mengibaratkan, kekecewaan Biem Benjamin mengalir pasca anak sultan (Rahayu Saraswati, red) turun gunung mendapatkan rekomendasi khusus.
"Ini seperti yang selalu saya sebut anak sultan turun gunung, akhirnya kader yg berkeringat tersingkirkan. Akhirnya kader yang memang udah lama mati-matian, harus tergeser gara-gara karena ada anak sultan. Jadi pindahnya Benjamin ini ke Golkar ini pesannya adalah tidak ada masa depan kader di Partai Gerinda," tutur Miftahul Adib.