Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Corona Makin Ganas

Sebaiknya Orang Luar Jangan Ke DKI, Warga: Kita Mau Sehat Nih 

NS/RN/NET | Minggu, 09 Agustus 2020
Sebaiknya Orang Luar Jangan Ke DKI, Warga: Kita Mau Sehat Nih 
Ilustrasi
-

RADAR NONSTOP - Sebaran Corona di DKI Jakarta kian masif. Sabtu (8/8/2020), ada tambahan 721 pasien positif.

Warga menyarankan agar ada peraturan agar orang luar tidak tidak masuk ke Jakarta. "Kita kan mau sehat, sebaiknya warga Depok, Tangerang dan Bekasi jangan ke DKI dulu lah," keluh Sarmin warga Cengkareng, Jakbar, Sabtu (9/8) malam. 

Bapak dua ini mengaku, banyak warga dari luar DKI jika ke ibu kota tidak pakai masker. "Coba aja cek sana stasiun dan mal. Kalaupun pakai masker hanya nempel di dagu doang," tegasnya.

BERITA TERKAIT :
Terima Pendaftaran Gibran, Ketua KPU Diberikan Sanksi Peringatan Keras
Duit Mobil Listrik Buat Bangun Pasar, Emang Berani Menteri Kasih Sanksi Ke Gibran

Keluhan sama dilontarkan Robianto. Warga Matraman, Jaktim ini menyatakan, teman sekantornya yang tinggal di Bekasi ada yang terpapar Corona. 

"Kenanya di Bekasi, inikan bahaya dong," ungkapnya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyebutkan, 721 kasus Covid-19 tersebar di di Jakarta Pusat sebanyak 111 orang, Jakarta Utara 189, Jakarta Barat 34, Jakarta Selatan 56 orang, Jakarta Timur 99, serta Kepulauan Seribu sebanyak 10 warga.

"Luar DKI Jakarta namun masih dimasukkan ke dalam data DKI Jakarta sebanyak 44 dan belum diketahui sebanyak 178," kata Weningtyas dalam keterangannya.

Ia menambahkan, jumlah kasus aktif di Jakarta saat ini sebanyak 8.598 kasus (orang yang masih dirawat/solasi). Sedangkan, jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta pada hari ini sebanyak 25.242 kasus.

"Dari jumlah tersebut, 15.710 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 934 orang meninggal dunia," ujarnya,

Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 7,4%, sedangkan Indonesia sebesar 15,5%.

WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%. Namun, persentase kasus positif ini hanya bisa dianggap valid bila standar jumlah tes yang dilakukan telah terpenuhi. Bila jumlah tesnya sedikit (tidak memenuhi standar WHO), indikator persentase kasus positif patut diragukan.

“Selama vaksin belum tersedia, penularan wabah harus dicegah bersama-sama dengan disiplin menegakkan pembatasan sosial dan protokol kesehatan. Perlu diingat selalu untuk memperhatikan dan menjalankan protokol kesehatan,” tuturnya.