RADAR NONSTOP - Bahaya Corona menghampiri Gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Kabar adanya anggota dewan terjangkit COVID-19 membuat gedung para koboi ibu kota itu ditutup hingga 9 Agustus.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi sebelumnya menyebut ada dua anggota dewan berasal dari PAN dan PKS diserang virus mematikan yang diduga berasal dari China itu.
Selain anggota dewan, beberapa staf di Sekwan DPRD juga kena Corona. Data resmi Pemprov DKI Jakarta di corona.jakarta.go.id pada Kamis (6/8) dini hari menyebutkan, korban meninggal sudah mencapai 895 orang, positif 7,611, sembuh 14,760 dan dirawat 2,483.
BERITA TERKAIT :Pengamat sosial politik nasional, Tamil Selvan menilai penularan terhadap DPRD tentu tidak terlepas dari interaksi para anggota.
Kang Samil sapaan akrabnya mewanti-wanti kepada anak buah Anies Baswedan seperti kepala dinas, wali kota, sudin dan para direksi BUMD agar tidak berinteraksi dengan dewan.
"Penularan yang paling memungkinkan adalah ketika mereka kunker atau RDP dengan mitra dinas-dinas. Maka saya katakan, kalau sayang nyawa kurangi interaksi tatap muka dengan dewan," ucapnya kepada wartawan, Kamis (6/8) malam.
Menurutnya, solusi amannya adalah jika harus rapat dan dianggap penting bisa mengunakan virtual. "Ada kesan situasi saat ini mencerminkan seolah tidak ada lagi kondisi krisis kesehatan yang terjadi. Seolah-olah telah berjalan normal. Sementara kenyataannya angka penyebaran COVID-19 semangkin meningkat," ungkapnya.
Kang Tamil berharap agar dewan menahan agar tidak lagi kunker. "Walaupun kunjungan kerja membuat stimulus tersindiri bagi perekekonomian, namun dampak yang mengancam nyawa tidak bisa di pandang sebelah mata. Sekali lagi sayang nyawa gak," bebernya.
Jangan sampai dewan menjadi kluster baru penyebaran Corona di Jakarta. "Jika tidak mau setiap kantor dinas menjadi cluster Corona maka rapat tatap muka antara dewan dan dinas harus segera dihentikan," tambahnya.