Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
OPINI

Lawan Dominasi PKS, Afifah Alia Bisa Bikin Lemah Pradi? 

NS/RN | Minggu, 02 Agustus 2020
Lawan Dominasi PKS, Afifah Alia Bisa Bikin Lemah Pradi? 
-

RADAR NONSTOP - Wali Kota Depok M Idris Abdul Shomad dan wakilnya, Pradi Supriatna resmi berhadapan. Pradi yang diusung PDIP dan Gerindra harus kerja maksimal. 

Pertarungan diprediksi berlangsung ketat karena keduanya memiliki basis massa yang kuat. Sejarah mencatat, Pilkada Depok selalu dimenangi jago-jago PKS. 

Apalagi, M Idris bakal diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Amanat Nasional. Sedangkan Pradi selain Gerindra dan PDIP akan mendapat dukungan dari PKB, Partai Golkar, dan PSI.

BERITA TERKAIT :
Orang Sawangan Kapok Janji Manis PKS, Imam Bisa Jebol Dilibas Supian? 
Jual Rumah Gampang-Gampang Susah, Begini Tips Agar Cepat Laku

Peta politik bisa berubah jika Pradi tidak berpasangan dengan Afifah Alia. Walau digembar-gemborkan PDIP, tapi nama Afifah belum melekat di masyarakat. 

Banyak warga Depok tidak kenal siapa sosok Afifah. Selain itu, mesin Banteng di Depok tak sekuat dan sesolid PKS jika berhadapan di pilakda. 

Sikap Afifah yang hanya melakukan brending lewat baliho dan spanduk nampaknya tidak membuat warga melirik. 

Pada Pilkada 2015, PDIP yang mengusung jago Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi dari koalisi PDIP-Partai Golkar keok digempur M Idris-Pradi hasil koalisi PKS dan Partai Gerindra. 

Diketahui, hasil Pemilu 2019, PKS berhasil menyalip PDIP. PKS mendapatkan 12 kursi, Partai Gerindra 10 kursi, PDIP 10 kursi, Partai Golkar 5 kursi, PAN 4 kursi, PKB 3 Kursi, Partai Demokrat 3 kursi, PPP 2 kursi dan PSI 1 kursi. 

Hasil Pemilu 2019 tentu menjadi catatan utak-atik peta dukungan massa. Artinya, dengan kenaikan 12 kursi pada 2019, M Idris mampu memanfaatkan posisinya sebagai wali kota untuk menarik suara. 

Selain itu, M Idris yang memegang komando kebijakan di Pemkot Depok tentu dengan mudah membuat kebijakan yang bisa menguntungkan. Artinya, Camat, Lurah hingga RW dan RT akan lebih nurut dengan M Idris ketimbang Pradi. 

Kalau saja Pradi tidak berpasangan dengan Afifah mungkin saja bisa menutup langkah M Idris. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. 

Afifah tetap diusung menjadi calon Wakil Walikota Depok berpasangan dengan Pradi. Apalagi spanduk dan baliho sudah disebar. Tinggal bagaimana bubur itu diolah menjadi sedap disantap.