Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Misteri Wafatnya Editor Metro TV, Polisi: Kalau Saya Tak Ada Bagaimana

NS/RN/NET | Sabtu, 25 Juli 2020
Misteri Wafatnya Editor Metro TV, Polisi: Kalau Saya Tak Ada Bagaimana
Almarhum Yodi Prabowo.
-

RADAR NONSTOP - Kematian editor Metro TV Yodi Prabowo masih menimbulkan tanda tanya besar. Polisi menyebut kalau Yodi wafat diduga kuat karena bunuh diri. 

Tapi pihak keluarga yakin kalau Yodi wafat bukan karena depresi apalagi bunuh diri. Polisi menyampaikan perkembangan hasil pengusutan kasus kematian editor Metro TV Yodi Prabowo, Sabtu (25/7/2020). Dalam kasus itu polisi telah memeriksa 34 saksi, mulai dari rekan kerja hingga orang terdekat korban.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat mengatakan, salah satu saksi yang dimintai keterangan, yaitu kekasih korban, Suci Fitri Rohmah.

BERITA TERKAIT :
Rotasi Perwira Polda Metro Jaya, 150 Perwira Dari Kasat Reserse Hingga Kapolsek
Jakarta Banyak Pungli, Polda Metro Minta Masyarakat Lapor ke 110

"Korban pernah menyatakan berulang-ulang kepada S (Suci Fitri Rohmah) kalau saya tidak ada bagaimana. Itu disampaikan berulang-ulang kepada S," ujar Tubagus dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020).

Menurutnya, korban dengan Suci Fitri Rohmah telah menjalin hubungan serius hingga berniat melanjutkan ke pernikahan.

"Memang ada rencana untuk menikah tahun depan," ucapnya.

Dalam kasus ini selain memeriksa saksi juga memeriksa sejumlah barang bukti yang diperoleh dari lokasi penemuan jasad korban. Polisi juga telah menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP).

Yodi ditemukan tewas di pinggir Tol JORR, Jalan Ulujami Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (10/7/2020). Saat ditemukan terdapat sejumlah luka tusuk di bagian jasad korban.

Seperti diberitakan, ayah Yodi Prabowo, Suwandi mengaku tidak percaya anaknya bunuh diri.

"Barusan saya ikuti press release Kabid Humas dan jajarannya dan simpulkan diduga bunuh diri. Tapi saya terus terang sebagai orang tua kecewa dengan kesimpulan itu karena nggak mungkin anak saya bunuh diri," kata Suwandi saat ditemui di kediamannya, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Sabtu (25/7/2020).

Suwandi tidak percaya anaknya mengalami depresi seperti yang disampaikan. Sebab, menurutnya, sehari-hari anaknya masih bekerja, bahkan mengantar ibunya mencari tukang urut untuk adiknya.

"Tadi dikatakan bahwa anak saya depresi, dari hasil labfor, dari hasil RSCM, kemudian anak saya, hari-harinya itu dia tidak menampakkan depresi, bahkan dia berangkat bekerja, masih mau mengantar ibunya untuk cari tukang urut yang bagus, karena adiknya itu tidak bisa berjalan," ucapnya.

Suwandi berpendapat tidak mungkin anaknya mengalami depresi. Dia meyakini anaknya hidup dengan penuh harapan.

"Kalau orang depresi, ini menurut saya awam ya, kalau dia depresi, paling nggak dia tidak bisa kerja, tidak punya harapan. Dia punya harapan. Hari-hari ini punya harapan, ada satu sebelum kejadian ini mungkin kurang-lebih satu bulan dia mencari uang tambahan karena berkeinginan untuk menikah," ujarnya.