RADAR NONSTOP - Tidak menyertakan pejabat publik dan kepala daerah dalam kontestasi Pilpres 2019, membuat logistik Capres Cawapres nomor urut 2 tidak ‘segendut’ logistik petahana.
Oleh karena itu, kubu Prabowo-Sandiaga siapkan jurus kampanye hemat tapi efektif. Apalagi saat ini kondisi ekonomi bangsa sedang sulit. Disamping itu, pengusaha juga takkan berani terang-terangan memberi dukungan, sebab bisa berdampak pada usaha mereka.
"Kami sudah mengambil kebijakan bahwa gubernur, pejabat publik, enggak boleh mendukung kami. Setelah itu kami juga melihat bagaimana pengusaha-pengusaha yang walaupun menaruh simpati sama kami, tapi enggak akan berani secara terbuka terang-terangan men-support kami," kata Sandiaga di Jalan Sriwijaya, Jalan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (18/10/2018) malam.
BERITA TERKAIT :Kondisi ini, beber Sandi, sudah dia perhitungkan dengan matang, resiko sebagai penantang petahana. Dirinya tidak akan mengeluh melihat banyak pengusaha dan kepala daerah yang mendukung petahana secara terang-terangan.
"Rata-rata pengusaha itu mendukungnya pihak Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf. Nah, itu bagi saya hal yang enggak perlu kita cengeng gitu. Enggak perlu terus wah kita mengeluh. Ini sudah jadi bagian dari perjuangan. Namanya juga challenger," ujarnya.
Lebih jauh Sandiaga mengatakan, meski melakukan penghematan, namun dia menginginkan kampanye yang dilakukan efektif. Maka dari itu, dirinya bersama Prabowo sepakat mengusung isu ekonomi, di mana saat ini kondisi ekonomi yang semakin sulit sangat dirasakan masyarakat.
"Jadi kami harus pastikan kampanye kami hemat, muatannya strategis dan bisa dimengerti oleh target audience. Segmen yang kami ingin bidik segmen masyarakat yang menginginkan solusi terhadap hal-hal yang dirasakan keseharian mereka, ekonomi rumah tangga, bagaimana pendapatan mereka berkurang," pungkas Sandi.