RADAR NONSTOP - Corona telah menghancurkan semua sektor. Ekonomi dan korban jiwa sudah berjatuhan bahkan saling curiga sesama juga mulai terjadi.
Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan, China, pada akhir Desember 2019. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian menetapkan status pandemi pada Januari 2020 setelah kasus virus tersebut bermunculan secara simultan di banyak negara.
Kini setelah enam bulan, pandemi Covid-19 telah melanda lebih dari 180 negara di seluruh dunia. Berdasarkan data per hari Senin (29/6/2020) kemarin tercatat 10,2 juta orang terinfeksi serta 500 ribu orang meninggal dunia.
BERITA TERKAIT :"Enam bulan lalu, tidak ada dari kita yang bisa membayangkan bagaimana dunia kita dan hidup kita akan dilempar ke dalam kekacauan oleh virus baru ini," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Gebreyesus, dikutip dari AFP, Selasa (30/6/2020).
"Kita semua ingin ini berakhir. Kita semua ingin melanjutkan hidup kita. Tetapi, kenyataannya yang sulit adalah ini belum akan berakhir dalam waktu dekat."
"Secara global pandemi ini sebenarnya sedang meningkat," ujarnya.
Tedros menyebut pandemi Covid-19 berpotensi jadi lebih buruk disebabkan misinformasi serta dipolitisasi untuk segelintir orang. Dia menyadari hal ini mungkin saja terjadi di tengah ketidakpastian kapan dan seperti apa pandemi ini akan berakhir.
"Yang terburuk belum terjadi. Dengan lingkungan dan kondisi seperti ini kami takut yang terburuk akan terjadi," lanjutnya.
Saat dunia berlomba menemukan vaksi dan terapi aman serta efektif melawan Covid-19, Tedros mengatakan negara-negara seperti Korea Selatan telah menunjukkan bahwa virus dapat ditekan dengan pendekatan non-medis.
"Pemerintah perlu serius tentang langkah-langkah seperti pelacakan kontak dan warga negara harus bertanggung jawab untuk langkah pribadi seperti menjaga kebersihan tangan."
"Tetap saja, ini bisa dicegah melalui alat yang kita miliki," ucapnya.