RADAR NONSTOP - Achmad Purnomo nampaknya sudah patah arang. Bakal calon Wali Kota Solo ini pesimis akan didukung oleh PDIP maju di pilkada.
Sebab, kekuatan Gibran Rakabuming Raka sebagai anak Presiden Jokowi sangat kuat dan pasti akan diperhitungkan. Purnomo menilai wajar jika Gibran yang akhirnya dipilih.
"Itu kan sesuai dengan perkiraan masyarakat. Saya kira kalau ditanyai juga begitu, karena kan anak Presiden," kata Purnomo di Balai Kota Solo, Jumat (19/6/2020).
BERITA TERKAIT :Hal itu menjawab isu berkembang yang mengatakan Gibran akan dipasangkan dengan Teguh Prakosa. Bahkan dirinya mengaku sering bercanda dengan Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, terkait isu tersebut. Namun DPC PDIP Solo selalu meyakinkannya untuk mengikuti proses sesuai prosedur.
"Saya sering bercanda dengan Pak Rudy. Itu sudah bisa diduga kok rekomnya," katanya lalu tertawa.
Bahkan dirinya juga mendengar tak hanya soal Gibran, namun juga menantu presiden, Bobby Nasution, yang juga bakal maju di Pilkada Medan. Dia pun tidak kaget dengan kabar itu.
"Tidak kaget. Memang politik di Indonesia begitu, saya dengar isunya di media tidak hanya Solo tapi juga di Medan," kata dia.
Purnomo belum menentukan sikap jika PDIP benar-benar merekomendasikan Gibran-Teguh. Dia memilih menunggu keputusan resmi dari partai.
"Jangan berandai-andai dulu. Kita tunggu saja pengumuman dari ketua umum," ujar dia.
Sebagai Wakil Kali Kota Surakarta, Purnomo sempat menyerahkan surat resmi pengunduran diri kepada Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo seusai pemerintah menetapkan Pilkada akan berlangsung pada 9 Desember 2020.
Pria kelahiran 28 Desember 1948 tersebut memulai karier politiknya pada 2004. Pada masa itu, Purnomo menjadi rival Joko Widodo atau Jokowi dan Rudyatmo dalam Pemilihan Wali Kota Surakarta periode 2005-2010.
Purnomo berpasangan dengan Istar Yuliadi. Keduanya diusung oleh Partai Amanat Nasional. Namun saat pemilihan, pasangan politik tersebut cuma mampu meraup 29 persen suara.
Sedangkan pasangan Jokowi-Rudyatmo yang diusung PDIP menang dengan suara 36,6 persen. Kendati menjadi pesaing, hubungan Jokowi dan Rudyatmo dengan Purnomo cukup mesra.
Latar belakang Purnomo sebagai dosen Fakultas Farmasi UGM, apoteker, pengusaha, dan petinggi sejumlah organisasi membuatnya terlibat dalam pelbagai kegiatan sosial di Kota Solo.
Dia adalah pembina organisasi Solo Bersama Selamanya, Ketua Umum Yayasan Amal Sahabat, Bendahara Umum Palang Merah Indoesia (PMI) Solo, hingga penasihat Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) serta Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Solo.
Lalu, ketika Jokowi naik sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Rudyatmo mengisi posisi Wali Kota Surakarta, Purnomo dicalonkan menempati kekosongan Wakil Wali Kota Surakarta. Dia bersaing dengan kader PDIP lainnya, Teguh Prakosa. Namun, Purnomo menang dalam pengumpulan suara oleh DPRD Surakarta kala itu.
Kemudian pada Pemilihan Wali Kota Surakarta 2015, dia kembali digandeng Rudyatmo untuk menjadi wakilnya yang diusung PDIP. Keduanya pun mengalahkan pasangan Anung Indro Susanto dan Muhammad Fajri yang diusung oleh PKS, PAN, Gerindra, serta Demokrat.
Dalam Pemilihan Kepala Daerah 2020, Achmad Purnomo mesti berebut surat rekomendasi dari DPP PDIP dengan Gibran Rakabuming Raka, anak Presiden Jokowi.