RADAR NONSTOP - Aturan ruwet dan ngejelimet membuat BST dan BLT belum maksimal. Hingga saat ini baru 15 persen pencairan BST dan BLT.
Diketahui BST adalah Bantuan Sosial Tunai dan BLT yakni Bantuan Langsung Tunai Desa. Selama masa pandemi, pemerintah memberikan sejumlah bantuan kepada masyarakat yang terdampak virus Corona.
Bantuan tersebut terdiri atas penggratisan listrik untuk pelanggan 450VA dan juga diskon 50 persen untuk pelanggan 900VA bersubsidi, bantuan Kartu Sembako untuk 20 juta penerima, Program Keluarga Harapan yang diberikan kepada 10 juta keluarga, BLT Desa, dan Bantuan Sosial Tunai (BST).
BERITA TERKAIT :Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajarannya segera merampungkan penyaluran BST dan BLT Desa.
"Sampai saat ini saya melihat di masyarakat masih terjadi riuh rendah karena tidak mendapatkan BLT Desa dan Bansos Tunai," kata Jokowi dalam keterangan tertulis Biro Pers Presiden, Sabtu (16/5/2020).
Menurut Jokowi, BLT Desa yang tersalurkan ke masyarakat baru 15 persen. Artinya masih ada 85 persen bantuan yang belum diterima oleh masyarakat.
"Kemudian juga untuk Bansos Tunai ini juga baru kurang lebih 25 persen yang diterima oleh masyarakat, sehingga masih ada 75 persen yang belum diterima," tutur Jokowi.
Oleh karena itu, pagi tadi Jokowi langsung memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Sosial Juliari P. Batubara, dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar untuk mempercepat proses penyaluran BLT Desa maupun Bansos Tunai.
Presiden Jokowi meminta prosedur penyaluran bansos tersebut disederhanakan. Selain itu, Jokowi juga meminta masyarakat aktif menanyakan haknya kepada perangkat desa bila belum mendapatkan BST dan BLT Desa.
"Dengan cara menyederhanakan prosedurnya, memotong prosedurnya, sehingga masyarakat segera menerima bantuan sosial ini baik itu BLT Desa maupun Bansos Tunai. Masyarakat saya harapkan juga menanyakan terus kepada RT, RW, atau kepala desa," ucapnya.