RADAR NONSTOP - Emak-emak mulai geleng kepala. Beberapa kebutuhan pokok seperti gula dan minyak mulai naik.
"Sudah pada naik. Harga jahe saja sudah Rp 67 ribu per kg," keluh Nis, emak dua anak warga Pulogadung, Jaktim, Selasa (24/3).
Begitu juga dengan Rini. Emak tiga anak warga Grogol, Jakbar ini mengeluh karena beberapa barang kebutuhan pokok naik dan mulai langka.
BERITA TERKAIT :"Gula pasir sudah naik walaupun kecil," tukasnya.
Diketahui, rupiah terus anjlok. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) makin babak belur.
Pada Senin (23/3), rupiah melemah di perdagangan pasar spot menembus level Rp 16.550/US$ di pasar spot. Rupiah melemah 4,09% dibandingkan dengan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Lemahnya rupiah bisa membuat ekonomi Indonesia goyang. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sebelumnya menyatakan, depresiasi nilai tukar ayang sedang dialami Indonesia saat ini juga dialami negara lain bahkan pasar global secara keseluruhan.
Penyebabnya tak jauh-jauh dari sentimen terhadap penyebaran virus Corona. Perry menyatakan, investor global sedang mengalami ketidakpastian yang sangat tinggi. Hal ini yang juga mempengaruhi rupiah.
"Dow Jones anjlok, premi resiko meningkat. Investor global di semua negara (terdampak Corona) hampir semuanya melepas asetnya," kata Perry di Jakarta.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menceritakan skenario terburuk pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah penyebaran virus corona (COVID-19). Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di level 2,5-0%.
Hal itu diungkapkannya usai hasil rapat terbatas (ratas) mengenai kebijakan moneter dan fiskal menghadapi dampak ekonomi pandemi global covid-19 melalui video conference dikutip dari akun Sekretariat Negara, Jumat (20/3/2020).