RADAR NONSTOP - Jokowi meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) bisa merespon ekonomi global. Karena dampak Corona merusak produksi dan suplai.
Jokowi juga berharap Kemendag jangan hanya kerja rutinitas, tetapi mencari sebuah perubahan total dari pola pikir, pola kerja, dan budaya kerja dalam merespons setiap perubahan-perubahan.
"Virus korona mengakibatkan demand, supply, dan produksi rusak. Untuk itu, hati-hati karena supply bukan hanya untuk industri, namun juga barang-barang konsumsi juga harus dihitung karena sudah dekat dengan puasa," akunya di Jakarta.
BERITA TERKAIT :Mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta agar Kemendag menghitung urusan bawang putih, daging dan gula. "Ini jangan sampai membuat masyarakat khawatir. Sudah khawatir karena Korona, khawatir lagi karena supply barang yang tidak ada, berbahaya. Tolong betul-betul ini rasa, feeling, kita merespons keadaannya harus betul-betul ada,” jelasnya, dikutip dari Setkab, Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Di tengah ketidakpastian karena virus korona, Presiden mengingatkan jangan bekerja sekadar rutinitas, begitu pun ekspor juga sama.
”Saya kemarin senang sebetulnya sebelum ada apa Korona masuk ke kita. Saya dapat laporan bahwa PMI (Purchasing Managers Index) itu naik kita, bagus. Artinya apa, ada pesanan dari negara lain yang dulu masuk ke Tiongkok itu belok kita. Bagus sudah di atas 50%, China jadi 35%. Kita di atas 50%, artinya ada pembelokan ini,” tambah Presiden.
Pembelokan itu, lanjut Presiden, artinya produksi akan naik kapasitas, idle akan bertambah. Ia menambahkan kalau bertambah artinya supply bahan bakunya harus ada.
”Hubungannya itu kita harus ngerti, kalau ada tambahan pesanan kemudian supply bahan bakunya enggak ada ya percuma. Mau kerja mau mengerjakan apa dengan pesanan yang ada. Ini ada peluang, ini ada kesempatan,” tambahnya.