RADAR NONSTOP - Negeri ini kehilangan sosok pejabat yang berani dan penumpas pungutan liar alias pungli. Adalah Prof Dr Johannes Baptista (JB) Sumarlin telah meninggal dunia pada Kamis (6/2).
Kisah JB Sumarlin patut diacungi jempol. Dia adalah pejabat pertama yang melakukan blusukan dan penyamaran dalam menumpas pungli.
Menteri Keuangan (Menkeu) era Presiden Soeharto ini punya cara sendiri dalam membongkar pungutan liar alias pungli.
BERITA TERKAIT :Awalnya, JB Sumarlin gerah dengan laporan maraknya pungli. Dia menyamar ke tempat-tempat yang dikabarkan banyak terjadi pungli. Namanya pun disamarkan menjadi Achmad Sidik, nama yang pernah dia gunakan ketika menjadi kurir di masa perjuangan tahun 1948.
Hasilnya, JB Sumarlin sering menangkap basah pelaku penyunatan gaji pegawai negeri.
"Suatu kali saya keder juga. Oleh karena itu, saya ajak Sa'adilah Mursid yang memimpin sepasukan regu Brimob untuk menangkap basah pungli di Kantor Pajak Batu Tulis, Jakarta Pusat," dia mengsihakan seperti dikutip dari buku "Pak Harto: The Untold Stories" terbitan Gramedia Pustaka Utama, karya Mahpudi, Kamis (6/2/2020).
Konon di situ ada aparatnya yang sering menggertak dengan pistol. Dibantu Irjen Keuangan Brigjen TNI Atang Yoga Swara yang waktu itu berpakaian sipil. "Kami inspeksi mendadak ke Kantor Pajak. Hari itu juga 14 pegawai pajak ditahan dan dibawa ke Jalan Gresik," ujarnya.
Di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, seorang pensiunan dari Padang harus menunggu SK Pensiunnya berhari-hari walaupun dia sudah membayar juga untuk itu.
"Ini sangat meresahkan, seorang pensiunan diremehkan oleh aparatur departemennya sendiri. Saya pun tetap melakukan upaya pemberantasan praktik penyelewengan tersebut. 'Bersih-bersih' seperti itu juga membuat saya diancam keponakan salah satu pejabat tinggi," ujarnya.
Tidak tinggal diam, ancaman itu pun dilaporkan kepada Presiden Soeharto. "Beliau berkata bahwa pajak penting bagi negara, maka teruskan saja tugas saya dan tidak usah takut," ujarnya.
Mantan Menteri Perhubungan pada Kabinet pembangunan II periode 1973-1978 era Presiden Soeharto Emil Salim mengakui gebrakan JB Sumarlin dalam membasmi pungli.
Emil mengaku kehilangan rekan kerja sekaligus seorang sahabat. Dirinya mengenal sosok JB Sumarlin sebagai pribadi yang serius, pejuang namun tetap telaten.
"Beliau itu serius, sungguh-sungguh jadi senda gurau itu. Beliau serius, pejuang, gigih dan telaten. Kalau bekerja telaten betul. Tulisannya itu necis orangnya telaten," ujarnya di RS Siloam Semanggi, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Emil menambahkan, JB Sumarlin adalah sosok pejabat yang berani dalam memberantas korupsi dan pungli. "Dia mau turun ke bawah dan selalu cek laporan anak buahnya," tegasnya.