Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Dibawah Kendali Sohibul Iman, PKS Menyayat Hati Pendiri

Zaber | Minggu, 30 September 2018
Dibawah Kendali Sohibul Iman, PKS Menyayat Hati Pendiri
Fahri Hamzah dan Sohibul Iman - Net
-

RADAR NONSTOP - Tindakan ‘pembersihan’ terhadap loyalis Anis Matta menuai kritikan. Sohibul Iman dinilai arogan dan suka main pecat.

Fahri Hamzah, salah satu pendiri PKS mengecam keras arogansi Presiden PKS Sohibul Iman tersebut, terutama pembekuan DPW Bali.

Fahri Hamzah menilai sejak PKS di bawah kendali pemimpin baru  terjadi perubahan yang menyayat hati.

BERITA TERKAIT :
Asyik Wara-wiri di Jalan, Sejumlah PPKS Diciduk Satpol PP Jakut
Biar Aman Serta Tertib, Satpol PP Jakut Gelar Razia PPKS dan Minol

"Yang terjadi di Bali (pembubaran  DPW Bali) adalah pembuktian sejak kepemimpinan baru di PKS, memang mereka membawa kultur  yang salah, kultur sepihak dan otoriter karena mereka selalu menganggap  pimpinan itu sama dengan partai. Sehingga kemauan pimpinan sama dengan kemauan partai," tegas Fahri Hamzah dalam pesan singkat yang diterima, Minggu (30/9).

Sementara  kader PKS, termasuk dirinya datang dengan segudang pemikiran baru. Salah satunya menginginkan agar kesalahan ini mulai disadari, mentalitas untuk menyamakan pimpin dengan partai itu adalah mentalitas yang keliru

"Baik keliru dalam demokrasi dan juga dalam agama.  Karenanya sejak mereka terpilih mereka selalu meminta ketaatan absolut, suruh orang mundur, mengganti orang seenaknya aja, memecat orang seenaknya aja, dan dengan pandangan seolah-olah itulah yang disebut dengan ketaatan, akhirnya yang tidak melakukan itu dipandang sebagai tidak taat dan membangkang kepada partai," kata Fahri Hamzah.

Padahal keinginan para kader tesebut menurutnya sangat manusiawi dan semua bisa didialogkan. Tapi sayangnya  jangankan untuk berdialog malah Sohibul Iman cs malah main pecat.

"Jangan kan kader di bawah orang yang selevel saya saja oleh mereka tidak suka diajak dialog dan dianggap kalau punya pandangan lain itu artinya Anda tidak setuju dengan keinginan partai dan anda dikeluarkan dan dipecat seenaknya saja," tandas Fahri.