RADAR NONSTOP - Banyak cara untuk meraup keuntungan. Salah satunya adalah arisan online.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya telah mengingatkan masyarakat agar tidak tergiur dengan investasi yang tak masuk akal alias bodong.
Biasanya pelaku, menawarkan produk atau kegiatan usaha yang tidak tahu terhadap investasi dengan menawarkan imbal hasil atau keuntungan yang tidak wajar.
BERITA TERKAIT :Para pelaku investasi bodong atau money game saat ini marak di media sosial dan aplikasi. Selasa (3/12), belasan mamah muda menggeruduk Polres Serang Kota untuk menyerahkan suami dari pelaku praktek arisan online, dan investasi bodong hingga Rp2 miliar.
Salah satu korban arisan online, Elvina (34) mengatakan, dirinya menginvestasikan uang ratusan juta karena diajak teman sewaktu sekolah berinisial YS yang diketahui pemilik arisan tersebut. Ajakan itu membuahkan hasil dengan menginvestasikan uang awal sebesar Rp 10 juta.
"Sebenarnya yang ceweknya temen saya kecil, temen dari SD. Ngajak saya investasi pertama kali itu catering, nominalnya Rp 10 juta. Awalnya pembayaran lancar dan bagi hasilnya 10 persen," kata Elvi kepada wartawan.
Merasakan hasilnya, Kemudian Elvina menambah investasinya dengan bertahap hingga total yang ditransfernya Rp 160 juta.
"Kemudian cuma bayar satu atau dua bulan dan saya lihat gelagat enggak baik. Terakhir itu yang Rp 70 juta sama sekali enggak ada pembayaran," sambungnya.
Pelaku juga membuka arisan yang selalu dikocok dengan kurun waktu mingguan dan bulanan, kemudian diumumkan melalui siaran langsung di media sosial Instagram (IG). Namun, berjalannya waktu arisan tersebut berhenti sebelum para pengikutnya mendapatkan hasil.
"Dikocoknya live IG, yang seminggu Rp 250 ribu, ada yang Rp 20juta. Saya ikut yang Rp 20juta sama mingguan. Yang mingguan dapetnya Rp 12 juta, kalau yang bulanan Rp 2 juta yang ikut 20 orang," kata dia.
Mengetahui ada yang tidak benar, para korban mencoba menghubungi YS namun tidak ada respon bahkan ke rumahnya susah ditemui. "Kalau saya secara pribadi investasi dan arisan sudah Rp 360 juta," ungkapnya.
Dia menambahkan, arisan tersebut dimulai sejak tahun 2019 sedangkan investasi sejak tahun 2018. Uang para korban pun mencapai Rp 2 miliar dibawa kabur.
Money game biasanya menjanjikan bonus atau keuntungan besar dari duit yag kita dapat. Money game kerap dikaitkan dengan Multi Level Marketing (MLM). Padahal, kalau MLM adalah kita membeli barang lalu mengajak orang akan mendapatkan bonus.
Bonus MLM biasanya diberikan karena si perusahaan berhasil memangkas promosi atau iklan produk. Sedangkan money game biasanya tidak ada produk dan hanya menjanjikan keuntungan. Money game biasanya akan stag jika perputaran uang tidak stabil.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Serang Kota AKP Indra Feradinata membenarkan adanya laporan dari para korban investasi dan arisan bodong. Namun, saat ini masih dalam proses penyelidikan.