Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Pola Hidup Buruk

35 Persen Warga Indonesia Terjangkit Kolestrol dan Stroke

NS/RN | Jumat, 28 September 2018
35 Persen Warga Indonesia Terjangkit Kolestrol dan Stroke
-

Kena Kolestrol dan Stroke, 35 Persen Penduduk Indonesia Tidak Sehat

RADAR NONSTOP - Ancaman penyakit kronis mengintai Indonesia. Ada 35 persen penduduk yang pola hidupnya tidak sehat.

Akibatnya virus kolestrol, stroke dan jantung mengintai. Untuk menjaga kesehatan, warga diminta menjaga stamina dan pola makan.

BERITA TERKAIT :
Picu Jantung, Hindari Es Krim, Mentega & Daging Olahan 
Jangan Anggap Enteng Batuk Kering, Virus Bisa Merusak Jantung Hingga Kanker Paru-Paru

Pemanfaatan bahan herbal dan pola hidup sehat menjadi alternatif membantu menurunkan kadar kolesterol.

Clinical Research Support Unit (CRSU) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Nafrialdi, PhD mengatakan, pola hidup harus segera diubah. "35 persen warga kena bahaya kolestrol tinggi," tegasnya dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (27/9).

Nafriadi menambahkan, kolesterol bisa dijaga agar tetap stabil dengan menjaga kesehatan, olahraga dan pola makan yang sehat serta mengonsumsi suplemen herbal. Masyarakat Indonesia terbiasa dengan pola hidup yang tidak sehat seperti mengonsumsi makanan cepat saji yang mengakibatkan kolesterol tinggi.

Di sisi lain, manfaat dari kolesterol sebagai bahan baku untuk banyak hormon dalam tubuh seperti testosteron dan estrogen dan membantu mencerna lemak. Jika kolestrol dibiarkan tinggi dapat menimbulkan penyakit jantung koroner dan serangan jantung.

"Pentingnya menjaga kolesterol karena apabila kolesterol tinggi merupakan salah satu faktor terjadinya penyakit pembulu darah, kolesterol akan menggumpal dipembuluh darah jika terjadi dijantung maka dapat mengakibatkan serangan jantung dan jika terjadi di otak maka dapat mengakibatkan struk. Jadi kita harus menjaga kadar kolesterol kita agar tetap normal," kata peneliti, dr J Hudyono