RADAR NONSTOP - Indonesia Corruption Wacth atau ICW turut menyoroti anggaran janggal dan aneh dalam rencana Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020.
Peneliti ICW Almas Sjafrina menuturkan, pihaknya justru menemukan pengadaan lem Aica Aibon sebesar Rp 126 miliar di KUA-PPAS DKI Jakarta. ICW mengetahui hal itu setelah melihat temuan di 15 pengadaan.
Satu di antara anggaran lem Aica Aibon yang besar itu, kata Almas, masuk di Biaya Operasional Pendidikan (BOP) SMK Negeri Teknologi. Di sana, lem aibon dianggarkan hingga Rp 33 miliar.
BERITA TERKAIT :"Lem Aibon tidak hanya Rp 82 miliar, itu hanya satu item pengadaan. Namun, kami temukan ada Rp 126,225 miliar dalam 15 pengadaan," kata Almas saat menggelar keterangan resmi terkait kemunduran belanja janggal dalam KUA-PPAS DKI Jakarta di kantor ICW, Jakarta Selatan, Senin (4/11/2019).
Selain urusan lem Aibon, ICW menyoroti anggaran bolpoin DKI Jakarta. Dia menilai janggal pengadaan alat tulis bolpoin yang berjumlah lebih dari Rp 123 miliar di KUA-PPAS DKI Jakarta.
Data yang diterima ICW, anggaran pulpen itu tembus hingga Rp 678,87 miliar.
"Ada komponen Baliner, ketika kami googling ternyata itu bolpoin sebanyak 2.016 pengadaannya. Apakah ini masuk akal?" ungkap dia.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo membela Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait usulan anggaran pengadaan lem Aibon senilai Rp 82 miliar dan bolpoin yang mencapai Rp 124 miliar dalam KUA-PPAS DKI Jakarta.
Menurut Agus, hal itu merupakan kesalahan input usulan anggaran melalui e-budgeting DKI.
"e-budgeting itu kan tidak bisa tiba-tiba, ya. Ini kan harus dimulai e-planning dulu," kata Agus di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (4/11).