Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Pagi Ini, Anies Baswedan Pimpin Upacara di Monas dan Sejarah Haornas

NS/RN | Senin, 09 September 2019
Pagi Ini, Anies Baswedan Pimpin Upacara di Monas dan Sejarah Haornas
Anies Baswedan dan istri saat memimpin upacara 17 Agustus.
-

RADAR NONSTOP - Anies Baswedan akan memimpin upacara Hari Olahraga Nasional (Haornas). Acara pagi ini tanggal 9 September, upacara digelar di Lapangan Silang Monas Sisi Selatan, Jakarta Pusat.

Si pemilik hajat adalah Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta. Upacara dimulai pukul 07:30 WIB. Kepastian Anies akan menjadi inspektur upacara setelah beredarnya jadual ke wartawan.

Dikutip dari berbagai sumber, Haornas adalah cikal bakal dari Pekan Olahraga Nasional (PON) di Indonesia. Perayaan ini dilakukan sebagai peringatan untuk terus menerus menjaga semangat olahraga oleh seluruh masyarakat di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

BERITA TERKAIT :
Mampukah Nusron Wahid Ambil Alih Hotel Sultan?
Dilarang Jualan Di Indonesia, Maniak iPhone Ikhlas  Cuma Ngiler Di Medsos 

Dalam menyambut Haornas ini, berbagai kegiatan olahraga digelar, baik perorangan maupun massal. Tujuannya adalah untuk menjadi motivasi bagi para warga agar membudayakan berbagai cabang olahraga di Indonesia yang sering dilombakan. 

Hasilnya, semakin sering berlatih semakin Indonesia memiliki banyak lahir bibit-bibit baru atlet yang mampu meraih prestasi di dalam negeri hingga di luar negeri.

Perayaan Haornas setiap tahunnya ini bermula pada 9 September 1948 di Kota Solo, Jawa Tengah yang dibuka secara resmi oleh Presiden Soekarno. Sementara penutupannya sendiri dilaksanakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI).

Presiden Soekarno memimpin upacara Haornas dan PON perdana. 

Ada 13 kota dan karesidenan yang turut ambil bagian pada PON perdana ini, yaitu Madiun, Magelang, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Malang, Surakarta, Pati, Kedu, Banyuwangi, dan Jakarta. Adapun yang keluar sebagai juara waktu itu adalah Solo di urutan pertama dengan 36 medali dari total 108 medali yang diperebutkan.

Pada PON perdana ini, ada kurang lebih 600 atlet yang berlaga untuk memperebutkan medali di 9 cabang olahraga. Beberapa di antaranya, yakni Bulutangkis, Tenis, Bola Basket, Renang, Atletik, Sepak Bola, Lempar Cakram, serta Renang.

Digelarnya PON sebagai dampak ditolaknya Indonesia dari penyelenggaraan olimpiade ke 14 di London, Inggris. Hal ini disebabkan oleh status Indonesia sebagai negara baru waktu itu  yang dianggap belum mempunyai prestasi di bidang olahraga.

Belum lagi, permasalahan Papua yang dianggap masih dikuasai oleh Belanda. Di sisi lain, Belanda sendiri merupakan sekutu Inggris yang mendukung Belanda. Kondisi ini pula yang menjadi alasan dilakukannya sebuah konferensi di Den Haag pada 22 Desember 1949.

Padahal dengan keikutsertaannya di Olimpiade London ini setidaknya menjadi bukti bahwa Indonesia telah merdeka dan berdaulat seutuhnya. Sayangnya, harapan ini harus kandas karena ditolak untuk ikut oleh Inggris sebagai tuan rumah.

Adanya konflik penolakan ini pun membuat Persatuan Olahraga Indonesia kemudian membuat sebuah konferensi darurat di Solo, Jawa Tengah pada tahun 1948 sehingga digelar Pekan Olahraga Nasional. Hal ini pun menjadi pertanda bahwa Indonesia ada.

Dengan adanya perayaan Haornas dan PON ini diharapkan mampu menjadi pengingat bagi masyarakat Indonesia tentang bagaimana olahraga di negara ini diperjuangkan secara mati-matian. Besar pula harapan agar Indonesia mampu bertanding di berbagai cabang olahraga sehingga harga diri sebagai sebuah bangsa pun dapat meningkat.
 

#Anies   #Upacara   #PON