RN - DKI Jakarta tampil gemilang. Kontingen ibu kota ini akhirnya menyabet gelar Juara Umum Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri 2025, Kudus, Jawa Tengah.
Jakarta menyalip Jawa Barat (Jabar) dalam perolehan medali akhir. Jakarta berhasil merebut total 99 medali meliputi 42 emas, 27 perak, dan 30 perunggu.
Urutan kedua, Jabar meraih 35 emas, 18 perak, dan 38 perunggu (91 medali) disusul Jawa Timur dengan 32 emas, 17 perak, dan 13 perunggu (62 medali).
BERITA TERKAIT :Selanjutnya Jawa Tengah berada di posisi keempat setelah mengumpulkan 25 emas, 34 perak, dan 51 perunggu. Sedangkan Kalimantan Timur menutup lima besar dengan torehan 16 emas, 15 perak, dan 32 perunggu.
PON Bela Diri 2025 berlangsung dari tanggal 11 Oktober hingga 26 Oktober 2025 di Kudus. PON Bela Diri mempertandingkan 10 cabang olahraga (cabor) yakni Sambo, Gulat, Karate, Ju-jitsu. Wushu, Tarung Derajat, Pencak Silat, Shorinji Kempo, Taekwondo dan Judo.
Wakil Ketua Umum KONI DKI Jakarta Fatchul Anas mengatakan, prestasi ini adalah kolaborasi semua pihak dari KONI, Dispora dan cabang olahraga (cabor). "Kolaborasi dan sinergi ini untuk prestasi Jakarta," tegasnya di Media Center PON Bela Diri Djarum Arena Kaliputu, Kabupaten Kudus, Minggu (26/10).
Dari pantauan wartawan, kontingen Jakarta memakai strategi tikungan. Artinya, pada awal pelaksanaan, Jakarta tetap slow dan tertinggal oleh Jabar.
Tapi di menit terakhir, Jakarta menyalip dan bangkit sejak pekan kedua, terutama melalui kempo yang menyumbang tujuh emas dan pencak silat serta karate.
Pada pekan ketiga, ju-jitsu menyumbangkan empat emas dan terakhir wushu dengan merebut 11 emas. Kemenangan Jakarta menurut Anas sapaan akrab Fatchul Anas, berkat pembinaan intensif selama setahun pasca PON Aceh-Sumut 2024.
Anas menegaskan tak akan berpuas diri karena target utama Jakarta tetap PON 2028 di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Menurut dia, cabang yang belum berhasil mempersembahkan medali akan dibenahi lagi.
"Sejak awal, kami memang mencanangkan target juara umum karena PON Aceh-Sumut kalah dengan Jabar. Apalagi, seluruh pelatihan mendapat dukungan penuh dari Pemprov DKI Jakarta, mulai dari gubernur, Dinas Pemuda dan Olahraga, hingga DPRD," kata Anas.
DKI menyiapkan semua cabang secara merata di mana cabang yang sudah positif pada PON 2025 ditingkatkan, sedangkan yang masih kurang diperbaiki. "Hasilnya, semua berjalan sesuai rencana. Bahasanya, kami bisa 'menyalip di tikungan'," ujar Fatchul.
Seleksi Pelatda
Ketua Kontingen DKI, Khaeroni, mengatakan Jakarta membawa 138 atlet dan 45 pelatih, dengan menerapkan kombinasi atlet lapis pertama dan lapis kedua.
Menurut dia, DKI tidak menurunkan atlet Pelatnas yang akan memperkuat timnas pada SEA Games karena mereka harus fokus ke ajang internasional.
Khaeroni menilai PON Bela Diri ajang penting untuk mengukur hasil pembinaan pasca-PON 2024
"Dengan adanya PON Bela Diri kami bisa mengevaluasi pembinaan yang berjalan selama setahun, dan hasilnya terbukti positif," kata dosen UNJ yang biasa disapa Roni ini.
Roni menyatakan Jakarta memandang PON Bela Diri sebagai bagian dari proses seleksi untuk Pelatda 2026 menjelang PON 2028.
"Kami tidak menjanjikan bonus khusus, tapi para atlet termotivasi karena hasil di sini bisa menjadi tiket masuk Pelatda 2026. Mereka berlomba menampilkan yang terbaik," ungkap Roni yang juga menjabat sebagai Binpres KONI DKI Jakarta.