RADAR NONSTOP - Setelah pengakuan Andri Bibir sebagai korban pengeroyokan aparat di dekat mesjid Masjid Al Huda Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019) dicibir. Kini muncul emak - emak pedagang sekaligus pendana pembunuhan 4 tokoh.
Informasi mencengangkan ini diungkapkan oleh Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo. AF alias Fifi diciduk polisi lantaran menjual senjata api untuk komplotan yang berniat membunuh sejumlah tokoh dan memicu aksi 22 Mei. Fifi ini merupakan satu-satunya emak-emak yang diciduk kepolisian.
Ternyata, sosok AF alias Fifi merupakan emak-emak kaya dari zaman Orde Baru. Fifi ini adalah Asmaizulfi, istri dari Mayjen (Purn.) Moerwanto Soeprapto yang pernah menjadi ketua Yayasan Citra Handadari Utama.
BERITA TERKAIT :Sementara, Fifi merupakan Ketua Umum Gerakan Emak-Emak Peduli Rakyat (Gempur) yang aktif berdemonstrasi mengkritik pemerintahan Jokowi. Polisi sendiri sudah membenarkan bahwa tersangka AF penjual senjata api itu adalah Asmaizulfi. Namun, polisi belum bisa menemukan keterkaitan antara Moerwanto dan istrinya.
“Ya betul (Asmaizulfi). Panggilannya Fifi,” kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo. “Belum ada arah ke sana. Enggak ada. Masih mendalami,” imbuhnya lagi.
Fifi ditangkap di kawasan Rajawali, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Jumat, 24 Mei 2019, saat akan masuk ke sebuah ATM BRI. Emak-emak militan pendukung fanatik Prabowo itu diduga kuat berperan sebagai penjual senjata revolver kepada tersangka HK pada 13 Oktober 2018 dengan harga Rp50 juta. Rencananya, senjata itu akan digunakan untuk membunuh sejumlah martir dan memperkeruh kerusuhan.
Fifi atau Asmaizulfi kali pertama muncul pasca-Pilkada DKI Jakarta 2017. Ia menjadi sorotan karena bersama Gerakan Emak-Emak Peduli Rakyat (Gempur) yang ia pimpin berdemonstrasi di depan Mabes Polri. Tuntutan mereka, mengusut pelaku persekusi terhadap Abdul Somad karena ditolak berceramah di beberapa tempat.
Gempur ini resmi berdiri pada 16 November 2018 dan Jalan Rawa Badak Barat No. 2 Koja, Jakarta Utara. Beberapa sosok pengawas dari organisasi tersebut adalah mantan ketua umum Front Pembela Islam, Habib Muchsin Alattas dan Japto Soejarsoemarno, tokoh Pemuda Pancasila.
Belakangan, Gempur menjadi organ politis yang bertujuan untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Tugasnya, untuk mengampanyekan paslon 02 dari pintu ke pintu, khusus wilayah Jakarta.
“Mereka berperan secara politis, akan tetapi memiliki kapasitas sebagai emak-emak,” kata Muchsin, seperti dikutip dari salah satu media daring.
Militansi Gempur ini bisa dilihat dari kedekatan organisasi tersebut dengan FPI maupun PP. Beberapa kali mengadakan aksi, Gempur kerap memakai mobil komando milik FPI.
Fifi yang sebagai koordinator beberapa aksi Gempur juga menamai aksi-aksi mereka dengan sebutan yang mirip dengan aksi besutan FPI. Misalnya, aksi 187 yang mendemo Jokowi dan penamaannya meniru aksi 212.
Istri Jenderal Korup
Suami Fifi, Mayjen (Purn) Moerwanto, adalah seorang mantan narapidana. Ia mendekam di penjara setelah terbukti menggelapkan Gedung Cawang Kencana milik Kementerian Sosial bermodalkan yayasan yang dikuasainya.
Dalam kasus penggelapan itu. negara dirugikan senilai Rp148 miliar itu. Mantan Sekjen Kemensos itu kemudian divonis 4 tahun penjara.
Kasus penggelapan dengan nilai fantastis ini berhasil dibongkar setelah seorang mantan pejabat eselon satu di Kemensos (nama dirahasiakan) memberi kesaksian di KPK. Ketika itu, teror terus berlanjut. Moerwanto enggan dijebloskan ke Lapas Sukamiskin. Ia juga menolak dinyatakan bersalah.
“Tadi dia sempat ancam mau nembak-nembak. Dia, kan, mantan jenderal, dia mengaku masih punya anak buah,” ujar Jhony Manurung, Kajari Jakarta Timur kala itu seperti diberitakan media daring.
Karma itu nyata. Tahun lalu Moerwanto dinyatakan bebas, namun kini giliran istrinya yang dibidik polisi mendekam di penjara.