Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Mirip Ratu Atut, Bupati Talud Juga Penggemar Barang Mewah Dari Berlian Hingga Tas Hermes

NS/RN | Rabu, 01 Mei 2019
Mirip Ratu Atut, Bupati Talud Juga Penggemar Barang Mewah Dari Berlian Hingga Tas Hermes
-

RADAR NONSTOP - Gaya mewah Bupati Talaud Sri Wahyumi Maria Manalip bukan hal baru. Bagi kelapa daerah, berpenampilan oke dan modis adalah modal untuk pencitraan. 

Gaya mewah Sri mengingatkan publik pada sosok Ratu Atut Chosiyah. Mantan Gubernur Banten ini juga gemar koleksi barang mewah tas hermes, jam dan berlian.

Sri sudah ditetapkan sebagai tersangka penerimaan suap. KPK menuding Sri meminta imbalan proyek.

BERITA TERKAIT :
Setyo Budiyanto Jadi Ketua KPK, Bakal Geber OTT Ke Koruptor
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor

"KPK mengidentifikasi adanya komunikasi yang aktif Bupati dengan BNL (Benhur Lalenah, anggota timses Bupati) atau pihak lain," ujar Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan dalam konferensi pers di gedung KPK, Kamis (30/4/2019).

Komunikasi aktif itu, lanjut Basaria, antara lain membahas mengenai proyek di Talaud. Bukan hanya itu, Sri juga tak segan berbicara langsung mengenai permintaannya terhadap barang, yang merupakan bentuk imbal balik proyek di Talaud.

Komunikasi itu dilakukan Sri melalui Benhur, yang merupakan kepercayaannya, kepada Bernard Hanafi Kalalo, seorang pengusaha yang akhirnya ditunjuk untuk mendapatkan pekerjaan proyek revitalisasi pasar di Talaud.

"Komunikasi terkait dengan pemilihan merek tas dan ukuran jam yang diminta. Sempat dibicarakan permintaan tas bermerk Hermes dan Bupati tidak mau tas yang dibeli sama dengan tas yang sudah dimiliki oleh seorang pejabat perempuan lain di sana," kata Basaria.

Meski begitu, permintaan Sri itu mengenai tas Hermes tersebut tidak dipenuhi oleh Bernard. Bernard membelikan tas Chanel dan Balenciaga serta barang-barang mewah lain yang kemudian berujung pada OTT KPK.

Fee Proyek 10 Persen? 

Bukan rahasia umum lagi. Setiap kali proyek jumbo Bupati Kepulauan Talaud Sri Wahyumi Maria Manalip diduga 'meminta fee'.

Hasil penyidikan KPK, Sri diduga meminta fee 10% dari proyek yang bernilai sekitar Rp 6 miliar itu.

"Nilainya (proyek) sekitar Rp 5 hingga 6 miliar," kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah kepada wartawan, Selasa (30/4/2019).

Sri sendiri ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus dugaan suap revitalisasi Pasar Lirung dan Pasar Beo. Selain itu, KPK juga menetapkan orang kepercayaan Sri, Benhur Lalenoh dan pengusaha Bernard Hanafi Kalalo sebagai tersangka.

Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan mengatakan ada 7 paket proyek yang harusnya diberikan ke Bernard. Namun, sejauh ini baru dua proyek yang telah ada realisasinya.

"Sebenarnya ada 7 paket yang harus diberikan ke BHK (Benhard Hanafi Kalalo) oleh BNL (Benhur Lalenoh). Itu yang dijanjikan. Tapi dari hasil pemeriksaan sementara tadi dipastikan dulu yang sudah pasti didapat itu Pasar Lirung dan Beo ini. Nilai pasnya nanti kita cek lagi. Kalau tidak salah yang tadi Rp 2,5 miliar dengan Rp 4 miliar," ucapnya.

Adapun total dugaan suap yang diterima Sri berjumlah Rp 513 juta. Suap itu terdiri dari barang mewah dan uang tunai. Berikut daftarnya:

- Tas tangan Channel senilai Rp 97.360.000;
- Tas Balenciaga senilai Rp 32.995.000;
- Jam tangan Rolex senilai Rp 224.500.000;
- Anting berlian Adelle Rp 32.075.000;
- Cincin berlian Adelle Rp 76.925.000; dan
- Uang tunai Rp 50 juta.