RADAR NONSTOP - Meski jagat media sosial (Medsos) sudah ramai membeberkan berbagai macam kecurangan. Ketua KPU RI, Arief Budiman tetap ngeles. Belain terus si tuan besar?
Ketua KPU Arief Budiman, adanya kesalahan input dalam Situng yang jumlahnya mencapai ribuan seperti diungkapkan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi dan media sosia, akan menjadi benar saat rekapitulasi final di tingkat nasional.
"Ruang untuk terjadinya koreksi itu sangat mungkin dilakukan," kilah Arief di kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (29/4/2019).
BERITA TERKAIT :Arief mengemukakan, Situng juga sekadar alat supaya kemajuan rekapitulasi penghitungan suara transparan, serta terus diikuti masyarakat. Hasil perolehan suara di Situng akan terus berubah.
Sementara, hasil akhir Pemilu 2019 juga akan ditetapkan berdasarkan data hasil perhitungan manual yang saat ini sedang berjalan di seluruh Indonesia.
"Situng tidak jadi bahan yang digunakan untuk penetapan (hasil Pemilu)," ujar Arief.
Arief juga mengungkapkan, koreksi misalnya dilakukan saat rekapitulasi berpindah dari tingkat kota ke provinsi. Penyempurnaan hasil penghitungan suara yang terus dilakukan hingga ke tingkat nasional, akhirnya akan menjadi hasil final Pemilu 2019.
"Kalau ada yang salah, makanya nanti dikoreksi di jenjang berikutnya. Toh nanti yang (penghitungan) manual itu yang dijadikan dasar (penetapan hasil Pemilu)," ujar Arief.
Sebelumnya, Tim relawan IT Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menemukan 9.440 kesalahan input di aplikasi Sistem Penghitungan Suara Komisi Pemilihan Umum. Temuan itu diperoleh dari hasil verifikasi manual di Web Situng KPU dalam seminggu sejak tanggal 18 hingga 29 April 2019.
Koordinator Relawan IT BPN, Mustofa Nahrawardaya mengatakan, timnya telah meneliti 172.174 TPS dari 404.290 TPS yang sudah masuk ke Web Situng KPU atau sebanyak 42 persen. Dari total data TPS yang sudah diverifikasi ditemukan error sebanyak 6 persen.
"Dalam setiap hari kami menemukan lebih dari 1.000 kesalahan entry. Kesalahan itu meliputi selisih suara, jumlah pemilih melebihi DPT, dan jumlah suara sah tidak cocok dengan total suara,” kata Mustofa di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (29/4/2019).