Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Rommy BAB Darah, Caleg PPP Lempar Handuk?

NS/RN | Sabtu, 06 April 2019
Rommy BAB Darah, Caleg PPP Lempar Handuk?
Rommy saat acara PPP sebelum ditangkap KPK.
-

RADAR NONSTOP - Suharso Monoarfa punya tugas berat. Sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP banyak yang harus dibenahi. 

Selain citra PPP yang ambruk akibat  Romahurmuziy di OTT KPK terkait kasus suap jabatan di Kementrian Agama (Kemenag), elektabilitas Ka'bah pun sedang remuk. Buktinya hasil lembaga survei kalau PPP tidak lolos batas ambang atau PT 4 persen. 

Kini masalah baru muncul. Kabarnya caleg-caleg rekrutan Rommy bakal lempar handuk. 

BERITA TERKAIT :
PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
PPP DKI Si Parpol Gurem Banyak Masalah, Kader: Bengkel Motor Dan Managemen Warteg 

Artinya mereka enggan kerja serius menjaring suara di daerah pemilihan. Seperti diketahui, Rommy banyak memasang caleg dari luar kader. 

Caleg-caleg tersebut diduga diberikan jaminan oleh Rommy bisa terpilih ke DPR. Tapi, pasca Rommy masuk bui, para caleg itu ragu. 

Seorang caleg DPR mengaku kalau dirinya memang direkrut Rommy. "Saya bukan kader dan bukan politisi. Saat itu saya ditawari jadi caleg dan dijanjikan akan dibantu," akunya. 

Pengusaha ini menyatakan, pasca Rommy ditangkap dirinya mulai pasrah. "Daripada buang duit untuk kampanye lebih bagus lempar handuk saja. Karena gak ada jaminan juga saya terpilih, pastinya pengurus DPW dan DPC gak mungkin bantu karena saya profesional yang direkrut dan bukan kader," bebernya.

Seperti diberitakan, Suharso berjanji akan bekerja keras memajukan PPP. Mantan menteri era SBY ini yakin dengan semangat para kader, PPP akan menjadi partai besar.

Saat ini kondisi Rommy dirawat di RS Polri Kramatjati. Dia mengalami sakit lantaran saat buang air besar atau BAB mengeluarkan darah. 

"Yang kami tanya ke dokter, keluhan tersebut adalah keluhan penyakit yang lama," kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (5/4/2019).

Febri mengatakan pembantaran Rommy tidak masuk masa penahanan. Menurut Febri, pembantaran sebenarnya bisa merugikan tahanan.

"Sebenarnya pembantaran itu juga bisa dalam tanda kutip merugikan pihak tahanan, karena hari pembantaran itu tidak dihitung sebagai masa penahanan," ujarnya.