RADAR NONSTOP - Jokowi mengakui kalau perolehan usranya anjlok. Di Jawa Barat misalnya, dia mengklaim sudah menang 4 persen.
Tapi, tidak lama kemudian suaranya malah jeblok alais anjlok 8 persen.
Hal ini diungkap capres petahana dalam arahan kepada Tim Kampanye Daerah (TKD) Sulawesi Tenggara, di Kota Kendari, Sabtu (2/3).
BERITA TERKAIT :Padahal, katanya, sebelumnya suaranya sudah unggul dibanding Prabowo - Sandiaga.
"Di Provinsi Jawa Barat, satu setengah bulan yang lalu kita sudah menang empat persen. Dulu kan kita kalah telak tuh, ini sudah menang empat persen. Enggak ada hujan enggak ada angin, tahu-tahu anjlok delaan persen," ungkap Jokowi.
Penyebab utama elektabilitasnya jeblok adalah maraknya kasus hoaks. Termasuk yang terjadi di Jabar. Kabar bohong ternyata berpengaruh cukup besar terhadap pemilih.
"Kita cek ke bawah, ke bawah ke bawah. Cek lagi ke rumah ke rumah ke rumah. Apa yang muncul? Ternyata fitnah hoaks sudah masuk," ucap mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Untuk itu dirinya meminta kepada TKD dan relawan di Sultra untuk menangkal isu hoaks, sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat. Terlebih kondisi itu juga berpengaruh pada elektabilitas para calon legislatif dari partai pendukungnya.
"Kalau ada sesuatu di bawah yang kita-kira isunya mengganggu dan akan menurunkan, hati-hati. Elektabilitas para caleg, elektabilitas partai, elektabilitas capres cawapres, itu berhubungan. Begitu partai turun, capresnya turun calegnya juga pasti turun. Kalau ada isu-isu segera direspons," tandas Jokowi.