Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Siswa SMP Belum Bisa Baca Dan Berhitung, Paling Parah Di Jawa Barat

RN/NS | Rabu, 27 Agustus 2025
Siswa SMP Belum Bisa Baca Dan Berhitung, Paling Parah Di Jawa Barat
Mendikdasmen Abdul Muti.
-

RN - Jangan kaget kalau ada siswa SMP tidak bisa membaca, berhitung apalagi perkalian dan pembagian. Begitulah kondisi pendidikan di Indonesia. 

Terparah ada di Jawa Barat (Jabar). Hal ini diungkap anggota Komisi X DPR RI Fraksi PKB Dedi Wahidi. Dia meminta Mendikdasmen Abdul Mu'ti mengevaluasi kurikulum pendidikan yang berlaku saat ini.

Dedi mengatakan saat ini banyak siswa SMP yang belum bisa menghitung. Hal itu disampaikan Dedi dalam rapat kerja bersama Mendikdasmen di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/8/2025).

Dedi mengatakan temuan siswa tidak bisa menghitung itu salah satunya berada di Jawa Barat.

"Pak Menteri, di Jabar ini, ada ditemukan, Gubernur menemukan, Bupati menemukan anak SMP belum bisa menghitung, tambah-tambahan nggak bisa, perkalian nggak bisa, apalagi pembagian," ujar Dedi.

Dia pun mencontohkan terdapat siswa SMP di Indramayu yang belum bisa menghitung. Menurutnya, ada kesalahan dari kurikulum pendidikan saat ini.

"Kemarin di Indramayu rame anak SMP belum bisa menghitung 12 + 3 saja nggak tahu. Saya kira mengenai kurikulum ini harus tolong dievaluasi, memalukan. Anak SMP belum bisa menghitung yang sangat mudah saja," tuturnya.

Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI Fraksi Gerindra La Tunrung menyoroti adanya siswa SD yang belum bisa membaca. Dia meminta Mendikdasmen mengatur standar-standar sekolah.

"Kenapa ada anak-anak sudah kelas 3 SD belum bisa membaca, kenapa bisa terjadi? Berarti ini kan ada sesuatu yang belum memenuhi standar," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Muti mengatakan saat ini pihaknya masih berupaya memperbaiki kurikulum. Terutama, kata dia, dalam hal meningkatkan literasi dan numerasi.

"Sudah kami lakukan gerakan numerasi nasional, yang Ibu Ketua waktu itu juga hadir, sehingga permasalahan yang Bapak sampaikan mudah-mudahan dapat kami atasi, karena nanti mulai tahun depan, Maret 2026 itu SD dan SMP itu ada tes kemampuan akademik," jelasnya.

Nantinya, kata dia, akan ada tes kemampuan akademik bagi SD dan SMP. Hal itu untuk mengukur kemampuan akademik, terutama berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, dan mata pelajaran tertentu.

Selain itu, dia mengatakan mulai 2025, saat MPLS telah terdapat asesmen untuk mengetahui kemampuan dasar murid.

"Terutama menyangkut kemampuan membaca, menulis, dan bakat minat. Bahkan beberapa sudah melakukan tes untuk mendeteksi bakat minat anak-anak kita, dengan tes psikologi dan tes yang lainnya," ujar Muti.

BERITA TERKAIT :
Kinerja Dedi Mulyadi Oke, Tapi Pengangguran & Kemiskinan Di Jabar Masih Parah