RN - Perundungan atau bullying menjadi perhatian Presiden Prabowo Subainto. Salah satu yang heboh adalah di Tangerang Selatan (Tangsel).
Pelajar SMPN 19 Tangsel inisial MH (13) tewas setelah menjadi korban bully. Hal tersebut diungkap Prabowo usai meluncurkan interactive flat panel (IFP) atau smartboard di SMPN 4 Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/11).
Prabowo ditanya terkait kasus siswa SMPN 19 Tangsel yang di-bully mengakibatkan trauma hingga tewas. "Itu harus kita atasi," tegas Prabowo.
BERITA TERKAIT :Di medsos beredar sindiran kepada Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie. Politisi yang biasa disapa Ben ini dinilai tidak becus mengurus Dinas Pendidikan (Disdik).
Bahkan ada juga netizen yang menyebut Ben gak berani menegur Disdik Tangsel. "Walkot ben takut sama anak buah ya, sampai gak bernai ke pejabat pendidikan," sindir netizen.
Kasi Humas Polres Tangsel AKP Agil mengaku korban, MH sempat menjalani perawatan di rumah sakit selama sepekan. Polisi masih menyelidiki kematian siswa tersebut. Polisi akan berkoordinasi dengan para ahli, salah satunya dokter yang menangani.
Sejauh ini, sudah ada enam saksi yang diperiksa. Para saksi yang diperiksa adalah pihak yang mengetahui terkait kejadian tersebut.
"Kemarin saat kami melayat, bercakap-cakap dengan pihak keluarga, dalam waktu dekat pihak keluarga akan kita layani untuk kita mintai informasi," imbuhnya.
Sementara Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti akan membentuk tim untuk menangani kasus perundungan atau bullying di sekolah. Tim tersebut akan melibatkan orang tua hingga masyarakat untuk mencegah kasus seperti di SMPN 19 Tangsel berulang.
Abdul Mu'ti akan menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) untuk memperbaiki aturan di periode sebelumnya terkait tim penanganan bullying. Mu'ti berharap kasus perundungan di sekolah tidak terjadi lagi ke depan.
"Kalau penanganan yang itu, kita nanti akan terbitkan Permendasmen untuk memperbaiki Permendasmen sebelumnya, nanti kita akan bentuk tim yang ada di sekolah dengan pendekatan yang lebih humanis, komprehensif, dan partisipatif," kata Abdul Mu'ti di SMPN 4 Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/11).
"Nanti melibatkan orang tua, melibatkan murid, dan juga masyarakat, sehingga berbagai kekerasan yang selama ini terjadi tidak terulang lagi di masa-masa yang akan datang," lanjutnya.
Namun, Abdul Mu'ti belum mendapatkan laporan rinci kasus bullying siswa SMPN 19 Tangsel hingga berujung kematian. Mu'ti menyerahkan kasus tersebut untuk diusut oleh kepolisian.
"Saya belum dapat laporannya, karena sekarang sedang ditangani oleh pihak kepolisian. Jadi kami belum dapat laporan secara lengkap kasus yang di Tangsel," ujarnya.