Penjara atau Studio? Nikita Mirzani Masih Bisa Live

RN –  Publik kembali dibuat geleng kepala. Seolah hukum di negeri ini punya dua pintu, satu untuk rakyat biasa, satu lagi untuk mereka yang berkilau di layar kaca. Setelah dijatuhi vonis empat tahun penjara dan denda miliaran rupiah atas kasus dugaan pemerasan, pesohor Nikita Mirzani justru kembali tampil, bukan di televisi, melainkan langsung dari balik jeruji besi. Ya, live streaming dari dalam tahanan.

Pihak Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) buru-buru menjelaskan bahwa siaran itu hanyalah bagian dari hak komunikasi yang dimiliki warga binaan. Namun publik sulit menelan penjelasan itu bulat-bulat. Sebab, hak komunikasi umumnya berarti menelepon keluarga atau berkirim pesan, bukan mempromosikan produk dan menjangkau ribuan penonton di media sosial.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendasar, apakah ruang tahanan kini telah berevolusi menjadi studio konten bagi selebritas? Apakah keadilan kini bisa dikemas dalam format siaran langsung?

BERITA TERKAIT :
Reza Gladys Gugat Nikita Setengah Triliun

---

Ketika warga biasa berjuang sekadar mengajukan izin menjenguk, seorang figur publik bisa memanfaatkan fasilitas rutan untuk memperkuat eksistensi digitalnya.

Ironisnya, penjelasan resmi Ditjenpas justru menegaskan bahwa semua tahanan memiliki hak yang sama. Benarkah demikian? Atau hanya mereka yang punya jutaan pengikut yang bisa memanfaatkan celah hak komunikasi untuk tetap viral dari balik jeruji?

Di tengah penegakan hukum yang kerap terasa tajam ke bawah namun tumpul ke atas, aksi ini seolah menampar logika publik. Jika tahanan bisa live streaming, apa lagi yang tak bisa? Di era konten, rupanya jeruji bukan lagi batas kebebasan, hanya latar belakang baru untuk menambah sensasi.