RN - Ribuan pedagang di Jakarta sudah banyak yang gulung tikar. Penyebabnya adalah pasar kumuh, rusak dan becek hingga sepi pembeli.
Data dari Pusat Kajian Jakarta (PKJ) menyebutkandari 153 pasar yang ada di Jakarta 80 persen sepi pembeli. Alhasil, saat ini ada sekitar 2.000 pedagang yang gulung tikar alias bangkrut.
Padahal menurut PKJ, pasar tradisional menjadi lumbung kekuatan ekonomi lokal di Jakarta. "Bayangkan kalau 1 pedagang punya anak buah 1, artinya dari 2 ribu pedagang yang bangkrut ada potensi sekitar 4 ribu orang nganggur di Jakarta," ungkap Peneliti PKJ, Rizal Ritonga dalam siaran pers-nya, Rabu (30/9).
BERITA TERKAIT :Data dari Pemprov DKI Jakarta menyebutkan, omset bisnis yang diperdagangkan di seluruh pasar yang dikelola oleh Pasar Jaya sempat tembus lebih dari Rp150 triliun per tahun. "Turun karena Covid-19. Kini pasca covid hingga saat ini terus turun sekitar 73 persen," bebernya.
Sementara pengamat politik Tamil Selvan menilai, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung harus berani melakukan kocok ulang jajaran direksi di Perumda Pasar Jaya. Karena, BUMD yang mengelola pasar itu tidak punya inovasi dan tak kreatif.
"Agus Himawan sebagai Direktur Utama Pasar Jaya harus tanggung jawab. Jangan juga cuma duduk, terima laporan anak buah dan setiap bulan dapat gaji," tuding Tamil.
Tamil yakin jika Pramono mencopot Agus sebagai diretur pastinya ada inovasi yang bisa membuat gairah pedagang. "Kalau pasar banyak sepi ya pasti Agus gak kerja dong," keluhnya.
Tamil juga mengingatkan Pramono agar tidak mudah percaya dengan laporan Pasar Jaya soal pasar kumuh, rusak dan sepi pembeli. "Jangan sampai digocek Agus,"
Pedagang di Jakarta Barat seperti Pasar Slipi dan Cengkareng saat ditemui wartawan mengaku, kalau omzetnya sejak 2024 hingga saat ini terus anjlok. "Cuma buat makan, yang kerja bantu-bantu dagangan sudah saya berhentikan lama karena omzet hancur, pasar sepi," beber pedagang di Pasar Cengkareng.
Diketahui, Pusat Koperasi Pedagang Pasar (Puskoppas) DKI Jakarta sebelumnya menyebut sekitar 40 persen dari 153 pasar tradisional di bawah pengelolaan Pasar Jaya mengalami kerusakan parah, kumuh, becek dan rawan kebakaran. 40 persen atau setara dengan 60 pasar binaan Pasar Jaya.
"Yang datang ke pasar itu cuma langganan tetap, sudah sepi ini pasar, parah gak ada yang beli," beber pedagang ayam di Pasar Slipi.
Seperti diberitakan, Direktur Utama Pasar Jaya, Agus Himawan mengklaim sejak memimpin pada Agustus 2023, program revitalisasi dan modernisasi pasar mulai digencarkan di 153 lokasi. Perbaikan yang dilakukan mencakup fisik bangunan, fasilitas umum, hingga tata kelola.
Klaim itu Agus sampaikan saat diskusi Balkoters Talk bertajuk 'Transformasi Pasar di Kota Jakarta Menuju Kota Global' di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (24/9).
Hingga September 2025, sebanyak 67 pasar telah dicat ulang dengan warna korporasi baru. Perbaikan juga menyasar toilet, area parkir, taman, dan eskalator.