Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Unicorn Indonesia Yang Dibanggakan Jokowi Ternyata Dikuasai Asing

RN/CR | Selasa, 19 Februari 2019
Unicorn Indonesia Yang Dibanggakan Jokowi Ternyata 
Dikuasai Asing
-Net
-

RADAR NONSTOP - Unicorn yang disebut - sebut Jokowi saat debat Capres tahap kedua, faktanya saat ini dikuasai investor asing. Sebab negara tidak melakukan pembatasan investasi asing dalam perusahaan lokal.

Disamping itu, maraknya investasi asing mengalirkan dananya ke empat startup Indonesia berpredikat unicorn itu, juga dikarenakan keengganan investor lokal untuk menjadi investor lantaran risikonya tinggi.

Sebagai informasi, Gojek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak, disuntik oleh investor kakap global seperti Temasek, SoftBank, Alibaba, Alphabet dan Tencent.

BERITA TERKAIT :
78 Ribu Hektare Tambak Udang Dari Banten Hingga Jatim Mangkrak, Butuh Duit Rp 13 Triliun
Janji Jokowi Kalau Pilkada Serentak 2024 Bulan November, Semoga Anda Percaya? 

"Pertama, (investor) lokal enggak berani karena takut, kan, risikonya tinggi.

“Mereka yang berani investasi di startup harus memiliki unlimited investment. Kedua, lebih ke kebiasaan. Artinya, investor lokal masih nyaman investasi di sektor riil bukan intangible (aset tak berwujud)," kata pengamat ekonomi, Yustinus Prastowo, di Jakarta, Selasa (19/2/2019).

Ke depan, ia masih memperkirakan investasi asing tetap mendominasi aliran dana di unicorn Indonesia berikutnya. "Ya masih asing. Mau tidak mau harus bersinergi kalau mau besar," ujarnya.

Meski begitu, Yustinus mendukung jika ada pembatasan bagi investor asing yang berinvestasi di sebuah perusahaan lokal, termasuk juga mendukung peningkatan produk lokal dari sektor UMKM.

Menurut dia sebuah startup menjadi unicorn bukan tanpa masalah. Karena, butuh keberpihakan yang kuat dari pemerintah. “Makin besar unicorn justru masalah makin banyak. Dikhawatirkan semakin tidak terkontrol yang pada akhirnya yang menguasailah yang untung banyak. Ini yang harus diatur," pungkasnya.