RADAR NONSTOP - Malang, Jawa Timur kembali diguncang gempa. Kali ini getarannya sampai Bali.
Beberapa wisatawan sempat kaget. "Saya pikir apa goyang-goyang," ungkap Jems, wisatawan asal Jemran di Pulau Dewata, Bali.
Lindu bermagnitudo 5,6 yang terjadi Selasa dinihari, 19 Februari 2019, pukul 02.30.26 WIB itu juga menghasilkan tiga gempa susulan.
BERITA TERKAIT :BMKG mencatat guncangan gempa ini dilaporkan dirasakan cukup kuat di daerah Lumajang, Malang, selatan Malang, Blitar, Karangkates dalam skala intensitas III - IV MMI, dan Sawahan, serta Nganjuk (III MMI).
Skala III menunjukkan getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk yang lewat.
Adapun skala IV MMI artinya gempa yang terasa oleh banyak orang hingga membuat dinding, jendela, pintu, berbunyi serta membuat barang seperti gerabah pecah terjatuh.
Gempa selatan Malang ini juga dirasakan hingga di Bali, khususnya di Kuta dan Nusa Dua dengan skala II-III MMI.
Kepala Bidang informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengaku hingga saat ini belum ada laporan kerusakan.
Hasil pemodelan BMKG menunjukkan gempa itu tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 03.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi aktivitas gempa susulan (aftershock) sebanyak tiga kali dengan kekuatan kurang dari magnitudo 5,0.
Episenter atau pusat sumber gempa terletak pada koordinat 9,67 LS dan 112,74 BT. Lokasi tepatnya di laut pada jarak 170 kilometer arah selatan Kota Kepanjen, Malang. Kedalaman sumber gempa (hiposenter) sejauh 42 kilometer.
Gempa selatan Malang ini merupakan jenis gempa dangkal. "Pemicunya akibat aktivitas subduksi landai di zona megathrust," kata Daryono.
Di zona itu lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di bawah Samudra Hindia. Melihat kedalaman hiposenternya BMKG melihat pusat gempa ini tepat berada di bidang kontak antar lempeng atau lazimnya disebut sebagai interplate earthquake.