RN - Korban pemutusan kerja atau PHK banyak yang dilanda setres. PHK memang menjadi momok saat ini.
Diketahui, saat ini ada sekitar 70 ribu sampai 74 ribu buruh menjadi korban PHK. Lemahnya ekonomi membuat banyak industri melakukan PHK.
Di Cakung, Jakarta Timur, seorang pria ditemukan tewas gantung diri di kamar mandi rumahnya.
BERITA TERKAIT :Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan kejadian ini terjadi pada Kamis (29/5). rumahnya. Dia menjelaskan awalnya pada sore, Rabu (28/5), korban bersama saksi AI dan anaknya berada di rumah.
"Pagi hari sewaktu saksi bangun tidur mau ke kamar mandi, melihat korban sudah gantung diri menggunakan tali tambang plastik yang diikatkan di atap atau plafon di julurkan ke leher korban," terang Ade Ary kepada wartawan, Jumat (30/5/2025).
Setelah mengetahui korban sudah gantung diri, AI langsung memberi tahu Ketua RT, berinisial RM. Ade mengatakan AI sempat menerima keluhan korban yang sudah tidak lagi bekerja.
Dia menjelaskan, saat itu, AI tidak curiga bahwa korban akan bunuh diri. Rupanya, korban juga sempat menceritakan keluh kesahnya kepada RM selaku Ketua RT bahwa ia merasa malu dengan pihak keluarga istri akibat sudah tidak lagi bekerja.
"Sebelumnya, satu bulan yang lalu, korban pernah bercerita kepada RM bahwa sudah tidak bekerja lagi dan ingin mencari kerja lagi dan merasa malu dengan pihak keluarga istri," kata Ade Ary.
Data dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan jumlah korban PHK terus bertambah. Selain karena jumlahnya yang terus membengkak, kekhawatiran ini ia tegaskan menjadi makin buruk karena aktivitas industri di dalam negeri sudah redup, terutama di sektor pada karya.
Apindo mencatat, 257.471 pekerja peserta BPJS Ketenagakerjaan sudah berhenti dari kepesertaannya pada 2024 karena terkena PHK. Sedangkan sejak awal tahun hingga Maret 2025 ini, sudah ada sebanyak 73.992 peserta yang terkena PHK.
Sementara itu, jumlah peserta yang mengajukan klaim JHT BPJS TK karena PHK pada 2024 telah mencapai 154.010 orang, dan berlanjut dari 1 Januari 2025 sampai periode Maret sebanyak 40.683 orang.
Alasan perusahaan-perusahaan di tanah air melakukan PHK karena iklim usaha yang tak lagi kondusif. Berdasarkan survei Apindo terhadap 357 perusahaan anggota yang dilakukan per Maret 2025, mayoritas atau 65% mengatakan PHK menjadi opsi karena terjadi penurunan permintaan.
Lalu, 43,4% perusahaan menyatakan memilih PHK karena kenaikan biaya produksi yang tinggi, 33,2% perusahaan melakukan PHK karena perubahan regulasi ketenagakerjaan berupa upah minimum (UM), 21,4% perusahaan melakukan PHK karena alasan tekanan produk impor, dan 20,9% perusahaan.