RN - Program Manggarai Bershalawat untuk mencegah tawuran antarwarga harus dibarengi efek jera. Sebab, pelaku untuk menuntaskan masalah tawuran harus ada kajian yang jelas.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta F-Gerindra Rany Mauliani menyebut program itu baik, tapi perlu kajian yang seksama.
"Program Manggarai bersholawat tentu baik, karena bersholawat itu baik. Kalau pun semua wilayah bersholawat pasti semakin menambah keimanan warga DKI Jakarta khususnya, namun bila persoalannya untuk melerai atau mengatasi tawuran tentu perlu dikaji dengan seksama," kata Rany kepada wartawan, Sabtu (17/5/2025).
Rany mempertanyakan apakah para pelaku tawuran akan ikut bershalawat. Menurutnya, untuk mencegah terjadinya kembali tawuran di Manggarai adalah pemberian efek jera bagi para pelaku.
"Yang diperlukan adalah efek jera bagi para pelaku tawuran untuk tidak tawuran lagi. Kalau sholawat berjalan tapi tetap ada tawuran berarti pesan yang dimaksud belum tersampaikan dengan baik," ucapnya.
Sebelumnya, Pramono berencana membuat program Manggarai Bershalawat sebagai upaya penyelesaian konflik sosial yang kerap terjadi di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan. Program ini diinisiasi menyusul maraknya tawuran antarwarga yang meresahkan masyarakat.
"Salah satu faktor pemicunya adalah ketidakberuntungan anak-anak muda di sana, banyak yang belum punya pekerjaan tetap. Lalu sarana olahraga dan fasilitas lainnya juga kurang termanfaatkan," kata Pramono di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (13/5).
"Saya akan mengagas apa yang dinamakan Manggarai Bershalawat. Saya akan undang kelompok-kelompok yang bertikai di sana," lanjutnya.
Pramono menjelaskan pendekatan yang digunakan dalam program ini bersifat kultural dan keagamaan. Ia menilai tawuran yang terjadi tak bisa semata diselesaikan dengan cara-cara represif.