RN - Pj Gubernur Provinsi DKI Jakarta Teguh Setyabudi harus kebal kritik. Sebab jika banjir melanda Jakarta, netizen akan merujak Teguh.
Lalu apa solusi Teguh? Dia mengatakan pihaknya perlu merekayasa cuaca untuk mengantisipasi potensi curah hujan tinggi yang diprediksi bakal terjadi mulai hari ini, Jumat (6/12) hingga Senin (9/12).
"Setelah mencermati paparan BMKG [dalam rapat koordinasi banjir], yang perlu kita laksanakan saat ini adalah rekayasa cuaca," kata Teguh di Jakarta, Kamis (5/12).
BERITA TERKAIT :Teguh mengatakan untuk pendanaan rekayasa cuaca ini akan menggunakan dana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga telah melakukan apel kesiapsiagaan bencana dan memastikan infrastruktur penanggulangan banjir dapat bekerja optimal.
Teguh juga mengimbau agar Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) mulai menindaklanjuti potensi penggunaan data biaya tak terduga (BTT) untuk keadaan darurat.
"Tolong kesiapan dinas-dinas terkait, seperti Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan lainnya," ujarnya, melansir Antara.
Ia mengimbau dinas terkait bersinergi dengan BMKG untuk terus mendapatkan perkembangan data terkini cuaca.
Wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, hingga Lampung diprediksi akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat dalam periode tiga hari ke depan, mulai Jumat (6/12) hingga Minggu (8/12).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan potensi cuaca tersebut akibat dinamika atmosfer yang terjadi di wilayah Indonesia. Salah satunya adalah dampak bibit siklon tropis 91S di Samudera Hindia sebelah barat daya Banten.
"Khusus untuk dampak berupa ujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Bahkan diprediksi dapat mencapai sangat lebat disertai angin kencang ini diprediksi akan terjadi di wilayah Lampung, Banten, Jawa Barat hampir merata dan di Jabodetabek," kata Dwikorita dalam konferensi pers, Kamis (5/12).
Merujuk laporan BMKG, bibit siklon tropis 91S terpantau berada di Samudera Hindia sebelah selatan Banten, tepatnya di sekitar 9,5 derajat Lintas Selatan dan 105,0 derajat Bujur Timur dengan kecepatan angin maksimum 15 knot (28 km/jam) dan tekanan udara minimum 1006 hPa.
Kendati begitu, menurut BMKG secara umum potensi bibit siklon tropis 91S menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan cukup rendah. Begitu juga untuk periode 48 hingga 72 jam ke depan.
Selain itu, fenomena itu juga bisa menimbulkan angin kencang disertai dengan kilat dan petir.
"Serta dampak langsung berupa gelombang tinggi di wilayah Indonesia," ucapnya.