RN - Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah lagi menjadi bulan-bulanan. Saat ini sudah ada tujuh petisi desakan agar Prabowo mencopot Gus Miftah.
Belajar dari kasus Gus Miftah, kalau lidah memang bisa membawa petaka. Sebab, ucapan yang menurutnya guyon tapi bisa menjadi multi tafsir.
Istana Presiden merespon pernyataan pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman yang menghina Sunhaji pedagang es teh.
BERITA TERKAIT :Melalui, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, Istana menyayangkan sikap Miftah yang juga berstatus utusan khusus presiden.
"Kami dari Kantor Komunikasi Kepresidenan ikut menyayangkan kejadian yang kurang baik yang terjadi belakangan ini dan itu melibatkan utusan khusus Presiden Republik Indonesia," kata Hasan dalam video yang diterima redaksi pada Rabu, 4 November 2024.
Sikap Miftah ini justru berbanding terbalik dengan sikap Presiden Prabowo Subianto, yang sangat menghormati pedagang kaki lima.
"Beliau pernah berpidato yang menyatakan bahwa beliau sangat menghormati para pedagang kaki lima, para petani, para nelayan, semua orang yang bekerja keras keluar dari rumah mereka, memeras keringat, yang mencari rezeki yang halal untuk kebutuhan keluarga mereka," kata Hasbil.
Di sisi lain, Miftah juga menemui langsung Sunhaji (38) di Dusun Gesari, Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Miftah datang untuk meminta maaf kepada Sunhaji, karena postingannya viral di media sosial.
Yang saat itu niatnya guyon tapi disalahpresepsikan tapi apapun itu aku minta maaf sama Kang Sunhaji, niatnya guyon malah jadi kedawan-dawan ya," kata Miftah sembari meminta maaf.
Sementara itu, Sunhaji pun sudah memaafkan dan merasa senang disambangi Miftah dan menilai persoalan ini sudah selesai.
"Saya dan Gus Miftah tidak punya masalah apa-apa. Tidak ada sakit hati," kata Sunhaji.
Dalam potongan video viral yang beredar di media sosial, terlihat Miftah saat itu sedang menjadi pendakwah di atas panggung.
"Es tehmu jik okeh ra? Masih, yo kono didol, goblok (Es teh kamu masih banyak atau tidak? Masih, ya sana dijual. Goblok)," ucap Miftah dari atas panggung yang disambut tawa para jemaah serta orang di sekeliling Gus Miftah.
Petisi Copot
Petisi yang mendesak Presiden Prabowo Subianto mencopot Gus Miftah sebagai utusan khusus presiden bermunculan, Rabu (4/12). Setidaknya ada tujuh petisi daring di situs change.org yang meminta Miftah dicopot karena mengolok-olok penjual es teh.
Petisi berjudul Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Presiden menjadi petisi dengan dukungan terbanyak. Sudah ada 3.535 orang yang menandatangani petisi itu pada pukul 20.14 WIB.
Petisi itu dibuat Dika Prakasa dan ditujukan ke Presiden Prabowo Subianto. Dika merasa pernyataan Miftah tak memberi contoh baik ke publik.
"Apa yang dilakukan oleh Gus Miftah adalah gambaran karakter beliau, karena hal seperti ini sudah terjadi beberapa kali. Untuk itu, agar jajaran bapak sejalan dengan bapak, segara copot Gus Miftah!" bunyi petisi tersebut.
Selanjutnya ada petisi berjudul Copot Miftah Maulana Habiburrahman Sebagai Utusan Khusus Presiden. Petisi ini telah ditandatangani 1.278 orang.
Lima petisi lainnya baru ditandatangani puluhan orang. Petisi-petisi itu berjudul MULUT MIFTAH COMBERAN, RAKYAT MARAH! PRESIDEN HARUS PECAT!, Hentikan Gus Miftah dari Utusan Khusus Presiden, dan Berhentikan Gus Miftah dari Jabatan Staf Khusus Presiden.
Kemudian, ada petisi TOLAK GUS MIFTAH YANG SUKA MERENDAHKAN SESAMA MANUSIA. Ada pula petisi Desak Gus Miftah atau Miftah Maulana Habiburrahman mundur dari jabatannya.
Gus Miftah sendiri enggan merespons soal banyaknya desakan kepada pemerintah agar dirinya dicopot dari jabatan Utusan Khusus Presiden.
"Enggak usah tanya itu, enggak usah tanya itu. Bukan wewenang saya. Udah, udah itu bukan wewenang saya," kata Gus Miftah ditemui di Ponpes Ora Aji, Kalasan, Sleman, DIY, Rabu (4/11).
Sementara Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Ujang Komaruddin mengatakan Presiden Prabowo Subianto menerima berbagai masukan. Hal itu ia sampaikan merespons desakan pencopotan Miftah.
"Ya semua aspirasi dari warga negara Indonesia, semua tokoh bangsa, baik kelas menengah, atas, ataupun bawah akan ditampung dan diperhatikan oleh Pak Presiden," ucap Ujang.