RN - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Prof. Dr. Drs. Akmal Malik, M.Si., menyatakan siap membantu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Kaltim untuk mencapai target potensi zakat, salah satunya dengan menggaet para muzaki pengusaha dan perusahaan yang ada di kabupaten/kota untuk berkontribusi menyalurkan zakat melalui BAZNAS.
Hal tersebut disampaikan Akmal saat membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) BAZNAS se-Kalimantan Timur, di Samarinda, Senin (21/10/2024).
“Kita pemerintah siap membantu memfasilitasi untuk melaksanakan MoU dengan para muzaki. Contohnya di entitas perdagangan, perkebunan dan pertambangan,” kata Akmal.
BERITA TERKAIT :Akmal juga memerintahkan pengurus BAZNAS Provinsi Kaltim untuk memetakan keberadaan para muzakki yang potensial untuk menyalurkan zakatnya di 10 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kaltim.
“BAZNAS terbatas kemampuannya untuk berkomunikasi. Komunikasikan dengan pemerintah, nanti kita bantu memfasilitasi komunikasinya. Saya minta Baznas segera melakukan pemetaan muzakki yang potensial,” ucapnya.
Akmal menambahkan, butuh langkah-langkah yang tidak biasa untuk mengejar potensi zakat di Kaltim tahun ini yang mencapai Rp6 triliun.
"Hingga bulan ini baru mencapai Rp10 miliar, jauh sekali, karena itu butuh langkah-langkah yang tidak biasa di kabupaten dan kota untuk mengejar potensi itu," sebut Akmal Malik.
Dalam kesempatan yang sama, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional Prof. Ir. H. M. Nadratuzzaman Hosen M.S., M.Ec., Ph.D, menyampaikan, untuk mendukung dan mengoptimalkan pengumpulan ZIS di kaltim, juga diperlukan penguatan digitalisasi atau transformasi digital guna menjawab tantangan zaman dan meningkatkan profesionalitas pengelolaan zakat.
"Para Amil BAZNAS ini punya tanggung jawab terhadap perkembangan BAZNAS di daerah. Kita sudah harus profesional dan memanfaatkan transformasi digital," ucap Prof. Nadra yang juga sebagai Pimpinan BAZNAS RI Pembina Wilayah Kaltim.
Menurutnya, transformasi digital merupakan suatu keharusan dalam mengoptimalkan kinerja pengelolan zakat BAZNAS di seluruh Indonesia. Pemanfaatan teknologi tidak hanya sebatas pada penggunaan alat, tetapi juga melibatkan strategi digital yang komprehensif, termasuk pengembangan media sosial dan digital marketing.
“Dengan memanfaatkan teknologi informasi, kita dapat meningkatkan efisiensi kerja, memperluas jangkauan, serta memberikan pelayanan yang lebih baik kepada muzaki maupun mustahik,” ujar Prof Nadra.
Prof. Nadra juga menegaskan, BAZNAS seluruh Indonesia khususnya BAZNAS daerah harus terus berinovasi untuk mengikuti perkembangan zaman.