RN - Dua jempol untuk FIFA. Organisasi bola dunia itu bakal mengeluarkan keputusan soal Israel pada pertemuan di Zurich, Swiss.
Pada pekan lalu Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) telah mengumumkan FIFA telah menerima laporan hukum independen guna memberi sanksi kepada Asosiasi Sepak Bola Israel atas pelanggaran hak asasi manusia di Jalur Gaza.
PFA menilai Israel telah melanggar regulasi FIFA sehingga timnas dan klub dari area tersebut diyakini layak mendapat sanksi.
BERITA TERKAIT :"Kami mengapresiasi profesionalisme dan netralitas yang telah ditunjukkan FIFA dalam menangani masalah ini, khususnya dalam merujuk masalah ini ke pakar hukum untuk evaluasi menyeluruh. PFA tetap yakin akan keadilan proses yang sedang berlangsung."
"Sebagai satu-satunya otoritas sepak bola yang diakui di teritori Palestina, kami menegaskan hak kami yang tercantum dalam undang-undang dan statuta FIFA, untuk mengembangkan dan mempromosikan sepak bola di seluruh wilayah yang diakui berdasarkan hukum internasional," tulis keterangan resmi PFA dilansir dari Anadolu pada Kamis (3/10).
Dalam keterangan tersebut PFA mencantumkan Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur sebagai bagian wilayahnya seperti yang ditegaskan oleh putusan terbaru Mahkamah Internasional yang diperkuat berbagai resolusi legitimasi internasional dari Majelis Umum dan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"PFA dengan sabar menunggu keputusan akhir, yang diharapkan bakal diperkirakan akan ditinjau Dewan FIFA pada 3 Oktober," lanjut pernyataan tersebut.
Dalam rapat Dewan FIFA hari ini tercantum soal agenda yang diajukan PFA, sehingga kian menguatkan kemungkinan induk organisasi olahraga sepak bola dunia itu bakal mengeluarkan keputusan soal Israel.
PFA sempat mengajukan petisi kepada FIFA untuk memberi sanksi kepada Israel atas pelanggaran hak asasi manusia dan hukum humaniter di Jalur Gaza.
Dalam kurun satu tahun terakhir Israel melakukan serangan brutal membabi buta dan menginvasi Palestina. Resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata juga tak dipatuhi.
Menurut otoritas kesehatan setempat, hampir 41.500 orang yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, telah tewas. Sementara hampir 100 ribu orang terluka.