Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Pilkada Jakarta

Dharma Mau Bikin Kolam Pipi Monyet, Ojol: Rakyat Gak Paham Bro 

RN/NS | Kamis, 03 Oktober 2024
Dharma Mau Bikin Kolam Pipi Monyet, Ojol: Rakyat Gak Paham Bro 
Edisi cetak Radar Nonstop.
-

RN - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun kembali mendapat cibiran. Dia menyebut soal kolam pipi monyet.

"Rakyat gak paha bro, lha kita aja gak tau yang mana mukanya Dharma," keluh Ujang, driver ojok online (ojol) yang biasa mangkal di Puri Indah, Jakarta Barat, Selasa (2/10) malam.

Bapak empat anak ini menyatakan, yang dibutuhkan rakyat Jakarta adalah program membawa kesejahteraan. "Bukan aneh-aneh pakai istilah monyet," keluhnya.

BERITA TERKAIT :
Minta Debat Pilkada DKI Jangan Pakai Singkatan, Pramono Parno Gigran Ya? 

Begitu juga dengan Harianto. Warga Tebet, Jaksel ini menilai, dirinya bersama ojol lain ogah mencoblos Dharma. "Dharma independen bukannya yang disebut boneka ya, saya sih ogah pilih dia," ungkapnya.

Dharma menerangkan nama program tersebut diambil dengan mengambil filosofi dari alam semesta, terkhusus hewan monyet. Cagub independen itu menyatakan filosofi itu  ia adaptasi sebagai salah satu upaya untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi di Jakarta.

"Pipi monyet ini adalah filosofi alam semesta, di mana monyet itu menerima berkah atau hadiah dari alam berupa makanan, dia makan kalau dia sudah kenyang dia simpan di pipinya," kata Dharma dalam menghadiri acara Kahforward di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu (28/9).

Dharma menyebut filosofi itu yang kemudian ia adaptasi sebagai salah satu upaya untuk menangani permasalahan air di Jakarta.

"Demikian pula dengan kolam pipi monyet, jadi ketika debit air berlebihan, entah karena hujan, maka mulai sekarang jangan kita anggap itu sebagai bencana, tapi mari kita mengubah mindset kita adalah rejeki dari Tuhan untuk apa untuk memberkati kita," ujarnya.

"Jadi ketika debit air, kita perlu menyiapkan kolam yang menampung air hujan," imbuh pensiunan jenderal polisi itu.

Dharma menjelaskan nantinya air yang tersimpan itu bisa kembali dimanfaatkan oleh masyarakat. Misalnya saja diubah menjadi air minum dengan memanfaatkan teknologi.